Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Pembandingan dapat dilakukan dengan cara membagi satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antara komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2010: 93).
Penilaian kinerja rumah sakit yang berbentuk BLU diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-34/PB/2014 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan Kesehatan. Penilaian kinerja BLU meliputi aspek keuangan danpenilaian aspek pelayanan. Penilaian aspek keuangan adalah penilaian kinerja BLU berdasarkan analisis data laporan keuangan dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan keuangan BLU. Dalam Pasal 4 (1) aspek keuangan meliputi rasio keuangan dan kepatuhan pengelolaan keuangan BLU. Adapun rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan BLU seperti yang tercantum pada pasal 4 (3) meliputi pengukuran terhadap:
a. Rasio kas (Cash Ratio), yang digunakan untuk melihat perbandingan antara kas dan setara kas dengan kewajiban jangka pendek. Menurut Munawir (2005) rasio kas merupakan perbandingan antara kas dengan total hutang lancar atau dapat juga dihitung dengan mengikutsertakan surat-surat berharga (Marketable Securities);
b. Rasio lancar (Current Ratio), yang digunakan untuk melihat perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Menurut Munawir (2005) rasio paling umum yang digunakan untuk menganalisi posisi modal kerja suatu perusahaan adalah Current Ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar;
c. Periode penagihan piutang (Colecting Period), yang digunakan untuk melihat perbandingan antara piutang usaha dengan pendapatan usaha dalam satu tahun. Menurut Suryaningsih (2005) Periode Penagihan Pitang mengukur berapa lama penagihan piutang selama periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang berputar dalam suatu periode. Semakin kecil periode penagihan piutang semakin baik bagi rumah sakit;
d. Perputaran asset tetap (Fixed Asset Turn Over), yang digunakan untuk melihat perbandingan antara pendapatan operasional dengan aset tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2005). Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan;
e. Imbalan atas aset tetap (Return on Fixed Asset), untuk melihat perbandingan antara surplus/defisit sebelum pos keuantungan/kerugian, tidak termasuk pendapatan investasi yang bersumber dari APBN, ditambah biaya penyusutan, dengan nilai perolehan aset tetap tidak termasuk konstruksi dalam pengerjaan. Rasio ini dipakai untuk mengevaluasi apakah manajemen telah mendapat imbalan yang memadai dari aset yang dikuasainya (Suryaningsih. 2015)
f. Imbalan ekuitas (Return on Equity), yang digunakan untuk melihat perbandingan antara surplus/defisit sebelum pos keuntungan/kerugian, tidak termasuk pendapatan investasi yang bersumber dari APBN, ditambah biaya penyusutan, dengan ekuitas setelah dikurangi surplus/defisit tahun berjalan. Menurut Sawir (2003) ROE merupakan sebuah rasio yang sering dipergunakan oleh pemegang saham untuk menilai kinerja perusahan yang bersangkutan;
g. Perputaran persediaan (Inventory Turn Over), yang digunakan untuk melihat perbandingan antara jumlah total persediaan dengan pendapata usaha. Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008).
h. Rasio PNBP terhadap Biaya Operasional, yang digunakan untuk melihat perbandingan antara penerimaan PNBP dengan biaya operasional; dan
i. Rasio Biaya Subsidi, yang digunakan untuk melihat perbandingan antara jumlah subsidi biaya pasien dengan pendapatan BLU.Dengan menggunakan instrument rasio keuangan yang ada dalam Per-34/PB/2014. Kinerja keuangan sebuah BLU dapat diukur dan dinilai kinerjanya dan dapat di berikan kriteria Baik, Sedang atau Buruk sesuai dengan yang tercantum pada Pasal 8.
No comments:
Post a Comment