BAB
I
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia diikuti juga
oleh perkembangan pemikiran disemua bidang kehidupan, tidak terkecuali dibidang
ekonomi. Perkembangan awal mengenai teori ekonomi klasik dilanjutkan oleh
munculnya teori neo klasik.
Teori organisasi Neo klasik
dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori organisasi Neo klasik merubah,
menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori Neo klasik
didefinisikan sebagai suatu organisasi
sebagai kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada teori klasik
banyak menitik beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi
formal, faktor-faktor ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neo
klasik banyak menekankan pentingnya aspek sosial dalam pekerjaan atau
organisasi informal dan aspek psikologis (emosi).
Teori neo klasik sebenarnya
bukan merupakan teori baru yang muncul seperti teori klasik. Teori neo klasik
muncul dan “mengusulkan” perubahan-perubahan pada teori klasik, sejak
diperkenalkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Pendekatan neo
klasik mencakup uraian sistematis organisasi informal, dan pengaruhnya para
organisasi formal. Perkembangan teori neo klasik dimulai dengan inspirasi
percobaan-percoaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Nunsterberg.
Pendekatan neo klasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan
manusiawi seperti Ardner dan Moore, Human Ralation in Industry dan
sebagainya.
Munculnya teori neo klasik
diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun
1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga
Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang riset dari
Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan
Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai factor penting peningkatan
produktifitas.
Jadi berdasarkan kesimpulan
diatas, penulis tertarik untuk mengangat Teori Neo Klasik sebagai judul dari
sebuah makalah.
BAB
II
ISI
- PENGERTIAN
Teori neo
klasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori neo klasik merubah,
menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori neo klasik adalah
menekankan pentingnya aspek psikologi dan sosial karyawan sebagai individu
maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
Teori neo
klasik muncul dan “mengusulkan” perubahan-perubahan pada teori klasik, sejak
diperkenalkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Pendekatan neo
klasik mencakup uraian sistematis organisasi informal, dan pengaruhnya para
organisasi formal. Perkembangan teori neo klasik dimulai dengan inspirasi
percobaan-percoaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Nunsterberg.
Pendekatan neo klasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan
manusiawi seperti Ardner dan Moore, Human Ralation in Industry dan
sebagainya.
Teori
ini lebih berdasarkan kepada kepuasan marginal daripada biaya produksi maupun
tenaga kerja. Selain itu permintaan dan penawaran dalam pasar neo klasik harus
maksimal. Didalam teori neo klasik ini ada yang namanya hak kepemilikan. Hak
kepemilikan adalah hak memiliki, menggunakan, menguasai kekuasaan . Terdapat
dua teori dalam hak kepemilikan, yaitu:
1.
Teori Positivis, yaitu hak kepemilikan bersifat politik. Jadi hak
kepemilikan ini bisa digugat.
2.
Teori hak kepemilikan tidak statis, yaitu hak kepemilikan yang bisa
berubah sewaktu-waktu dan berkembang.
Di
dalam teori ini juga terdapat eksternalisasi yaitu pihak ketiga atau pihak luar
yang tidak terlibat dalam suatu proses perekonomian tetapi mereka terkena
dampak dari proses tersebut. Jadi, pemerintah harus bisa melindungi pihak
ketiga atau eksternalisasi tersebut. Kemudian didalam teori neo klasik juga
terdapat kegagalan pasar seperti pada teori klasik. Kegagalan pasar yang
dimaksud tersebut adalah barang publik. Bahwa dalam neo klasik, pasar terkadang
tidak bisa menyediakan barang yang dibutuhkan sehingga menjadi barang publik.
Dalam neo klasik juga terdapat istilah monopoli dan oligopoli. Pasar Monopoli
merupakan pasar yang mempunyai hanya satu barang atau homogen dan banyak yang
membutuhkan, produsen atau perusahaannya juga hanya satu sehingga mereka bebas
dalam mengatur segalanya dan tidak ada pesaing. Sedangkan pasar oligopoli adalah
pasar yang barangnya homogen, sedangkan dalam pasar terdapat dua atau lebih
perusahaan yang menjualnya.
Aliran yang berikutnya muncul
adalah aliran Neo klasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori
ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan
penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu ataupun kelompok
kerja”.
Aliran pemikiran lebih lanjut
yang muncul digambarkan sebagai neo klasik, dan secara sederhana sebagai teori
atau aliran hubungan manusiawi. Teori neo klasik dikembangkan atas dasar teori
klasik. Teori neo klasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas
teori klasik. Teori neo klasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologi dan
sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
Aliran neo klasik bukan
merupakan atau mencetuskan suatu teori murni seperti yang dilakukan aliran
klasik. Pengikut aliran neo klasik adalah mereka yang membahas kelemahan model
klasik pada perilaku organisasi, tetapi tidak menentang seluruh teori klasik.
- SEJARAH
Ekonomi klasik, yang
dikembangkan pada abad 18 dan 19, termasuk teori nilai dan distribusi teori. Nilai produk dianggap
tergantung pada biaya yang terlibat dalam memproduksi produk tersebut.
Penjelasan tentang biaya ekonomi klasik adalah sekaligus penjelasan tentang
distribusi. Seorang tuan tanah menerima sewa, pekerja menerima upah, dan
seorang petani penyewa kapitalis menerima keuntungan atas investasi mereka.
Pendekatan klasik termasuk karya Adam Smith dan David Ricardo .
Namun,
beberapa ekonom secara bertahap mulai menekankan nilai yang dirasakan dari
suatu barang kepada konsumen. Mereka mengajukan teori bahwa nilai suatu produk
adalah untuk dijelaskan dengan perbedaan utilitas (kegunaan) kepada konsumen.
(Di Inggris, ekonom cenderung untuk konsep utilitas sesuai dengan Utilitarianisme dari Jeremy Bentham dan kemudian dari John Stuart Mill).
Langkah
ketiga dari ekonomi politik untuk ekonomi adalah pengenalan marginalisme dan dalil bahwa para pelaku ekonomi membuat
keputusan berdasarkan margin. Sebagai contoh, seseorang memutuskan untuk
membeli sandwich kedua berdasarkan seberapa penuh mereka setelah yang pertama,
perusahaan mempekerjakan karyawan baru berdasarkan kenaikan diharapkan dalam
keuntungan karyawan akan membawa. Hal ini berbeda dengan pengambilan keputusan
agregat ekonomi politik klasik dalam hal ini menjelaskan bagaimana barang vital
seperti air bisa murah, sedangkan kemewahan bisa mahal.
Mazhab neo klasik telah mengubah pandangan
tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak
lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah
beralih pada kepuasan marjinal (marginal
utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori
ekonomi. Salah satu pendiri mazhab neo klasik yaitu Gossen, dia telah
memberikan sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai
Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang
yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II,
bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang
diperlukannya.
- PENDAPAT BEBERAPA AHLI
1. Hugo
Munsterberg
Sebagai
pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis bukunya
yang paling menonjol, Psychology and Industrial Efficiency, pada tahun
1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan
perkembangan lebih lanjut teori neo klasik yang berkembang sekitar tahun
1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan
karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.
2. Marx
Menurut
Marx nilai komoditas sepadan dengan input-input tenaga kerja. Hanya tenaga
kerja yang dapat menghasilkan laba. Namun bagi kaum Neo Klasik, teori nilai kerja Marx tidak mampu
menggambarkan secara jelas mengenai nilai suatu komoditas. Dengan pendekatan
marginal, kaum Neo Klasik mengatakan bahwa faedah suatu komoditas akan semakin menurun
dengan semakin banyak terpenuhinya kebutuhan akan komoditas itu. Teori nilai
kerja Marx menerangkan bahwa nilai komoditas selalu sama dengan input labor.
Namun teori marginal utility mengatakan bahwa nilai suatu komoditas-selalu
dikaitkan dengan faedah (utility) selalu
berubah sejalan dengan bertambahnya kuantitas yang kita konsumsi. Bila individu
meminta suatu komoditas tertentu maka utility yang diterima bertambah. Tambahan
kuantitas komoditi akan menambah besar utility total yang diterima. Namun meski
utility total terus meningkat, pada titik tertentu utility total akan mencapai
titik jenuh dan utility marginal menjadi nol.
3. Heindrich Gossen
Pencetus
teori ini adalah Heindrich Gossen yang akhirnya menjadi Hukum Gossen I. Hukum
Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat
kepuasan yang diperoleh, sedangkan dalam hukum Gossen II dikatakan bahwa sumber
daya dan dana yang tersedia selalu terbatas secara relatif terhadap kebutuhan-kebutuhan
manusia yang beraneka ragam dan hampir tak terbatas dan bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya.
4. Schumpeter (Aliran Neo Klasik)
Teori
Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi dan para pengusaha merupakan golongan yang akan
terus-menerus membuat pembaruan atau inovasi dalam ekonomi. Hal ini bertujuan
untuk peningkatan pertumbuhan perekonomian jika para pengusaha terus-menerus
mengadakan inovasi dan mampu pengadakan kombinasi baru atas investasinya atau
proses produksinya.
Adapun jenis-jenis inovasi, diantaranya dalam hal
berikut.
a.
Penggunaan teknik produksi
b.
Penemuan bahan dasar
c.
Pembukaan daerah pemasaran
d.
Penggunaan manajemen
e.
Penggunaan teknik pemasaran
5.
Harrod–Domar (Aliran Neo Klasik)
Dalam analisis teori pertumbuhan ekonomi menurut
Teori Harrod–Domar, menjelaskan tentang syarat yang harus dipenuhi supaya
perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh (steady growth) dalam jangka
panjang. Asumsi yang digunakan oleh Harrod–Domar dalam teori pertumbuhan
ekonomi ditentukan oleh beberapa hal-hal berikut.
a.
Tahap awal perekonomian telah mencapai tingkat full employment.
b.
Perekonomian terdiri atas sektor rumah tangga (konsumen) dan sektor
perusahaan (produsen).
c.
Fungsi tabungan dimulai dari titik nol, sehingga besarnya tabungan
proporsional dengan pendapatan.
d.
Hasrat menabung batas (Marginal
Propencity to Save) besarnya tetap. Sehingga menurut Harrod–Domar
pertumbuhan ekonomi yang teguh akan mencapai kapasitas penuh (full capacity) dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tingkat investasi. Pengeluaran investasi
mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran.
6.
Sollow–Swan (Aliran Neo Klasik)
Menurut teori Sollow–Swan, terdapat empat anggapan dasar dalam
menjelaskan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 1817, David
Ricardo menerbitkan buku yang berjudul The Principles of
Political Economy and Taxation. Bukunya mempunyai pengaruh
besar dalam pemikiran ekonomi, karena kecakapannya menganalisis masyarakat dengan
istilah-istilah yang abstrak. Sollow Swan berkesimpulan bahwa pertumbuhan
ekonomi ditentukan oleh pertumbuhan penduduk, akumulasi modal, kemajuan
teknologi.
7.
Robert Sollow–Trevor Swan
Anggapannya
bahwa:
a.
Tenaga kerja (penduduk) tumbuh dengan laju tertentu
b.
Ada kecenderungan menabung dari masyarakat
c.
Seluruh tabungan diinvestasikan dan fungsi produksi Q = f (K.L).
Artinya
bahwa hasil produksi itu dihasilkan dari kombinasiantara faktor modal dan
tenaga kerja.
8.
W.W Rostow
Membagi
tahap pertumbuhan ekonomi terdiri dari:
a.
Masyarakat tradisional, masih mementingkan diri sendiri
b.
Prasyarat lepas landas (transisi)
c.
Lepas landas (take off)
d.
Tingkat kematangan
e.
Masa konsumsi tinggi
- TIANG DASAR ORGANISASI NEO KLASIK
Aliran
neo klasik bukan merupakan atau
mencetuskan suatu teori murni seperti yang dilakukan aliran klasik. Pengikut
aliran neo klasik adalah mereka yang membahas kelemahan model klasik pada
perilaku organisasi, tetapi tidak menentang seluruh teori klasik.
- Pembagian Kerja (Division of Labor)
Sejak
pembagian kerja dilakukan, timbul masalah yang disebut anomie. Anomie adalah
situasi dimana pedoman kerja tidak ada dan disiplin diri menjadi berkurang.
Akibat adanya pembagian kerja adalah spesialisasi yang mengakibatkan orang
terpecah belah, merasa cemburu (iri) dengan orang lain, dan sebagainya. Oleh
karena itu teori neo klasik mengemukakan perlunya:
a.
Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan, agar
merasa “terlibat” dengan pekerjaanya dan berkepentingan dalam perusahaan.
b.
Perluasan kerja (job
enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi, agar orang menjadi
tidak terlalu spesial tetapi dapat memperluas kemampuan dan keahlian dalam
bidang lain.
c.
Management bottom-up yang memberi kesempatan kepada “para junior” untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
- Proses Skalar dan Fungsional
Proses
skalar dan fungsional (sclar and
functional processes) menimbulkan berbagai masalah dalam pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab. Neo klasik menyatakan bahwa kapasitas dan kekuasaan tak dapat
dikompensasikan, karena bukan merupakan satu-satunya hubungan; ada
faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan terutama hasil kegiatan “kaki-tangan
manusia”.
- Struktur
Organisasi
Tentang
struktur organisasi, teori neo klasik menyatakan bahwa
struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions) internal di antara
orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda. Pergeseran-pergeseran
ini terjadi terutama antara orang-orang operasional (lini) dan oarang-orang
staf. Menurut Melville Dalton penyebabnya adalah: 1) Perbedaan tugas antara orang
lini dan staf, 2) Perbedaan umur dan pendidikan, dan 3) Perbedaan sikap.
- Rentang Kendali
Penentuan
rentang sangat tergantung pada pebedaan individu dalam kemempuan manajemennya,
tipe orangnya, efektivitas komunikasi, fungsi pengawasan formal, serta derajat
sentralisasi, dimana neo klasik mengusulkan pengawasan bebas demokratis, sedang
klasik memilih pengawasan ketat. Rentang yang pendek mengakibatkan pengawasan
yang ketat, rentang yang luas memerlukan pendelegasian yang baik dengan
mengurangi pengawasan. Karena perbedaan individu dan organisasi, kadang-kadang
yang satu lebih baik daripada yang lain, maka rentang kendali tidak dapat ditetapkan
secara kaku.
E. ORGANISASI NEO KLASIK DALAM
ADMINISTRASI
Dalam bukunya Administrative Behavior, Herbert
Simon mengemukakan tiga tema utama dalam proses pengambilan keputusan dalam
organisasi yaitu sebagai berikut.
1.
Keputusan adalah kegiatan sentral dari organisasi.
2.
Instrumental reason atau alasan-alasan instrumental adalah bersifat
sentral di dalam perbuatan keputusan administratif dan pemahaman organisasi.
3.
Konsep satisfying atau memuaskan yang merupakan pembatalan yang
signifikan terhadap rasionalitas dan dampaknya terhadap perilaku organisasi
merupakan kondisi utama di dalam pembuatan keputusan.
F. PANDANGAN NEO KLASIK TERHADAP
ORGANISASI INFORMAL
Titik
tekanan teori neo klasik adalah pada dua elemen pokok dalam organisasi, yaitu
perilaku individu dan kelompok pekerja. Faktor-faktor yang dapat menentukan
munculnya organisasi informal, antara lain:
1.
Lokasi: Untuk membentuk suatu kelompok, orang harus
mempunyai kontak tatap muka yang baik.
2.
Jenis Pekerjaan:
Ini merupakan faktor kunci yang menentukan munculnya dan komposisi organisasi
informal.
3.
Minat: Walaupun orang-orang mungkin ada pada lokasi
yang sama, melaksanakan kerja yang sejenis, pebedaan minat di antara mereka
menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil, di samping
satu yang besar.
4.
Masalah-masalah khusus:
Dalam hal ini, yang sama bergabung bersama untuk kapentingan khusus. Usaha yang
labih baik bagi manajer adalah mengembangkan suatu hubungan kerja dengan
organisasi informal yang dapat menghasilkan keselarasan pandangan organisasi
formal dan informal.
- KELEMAHAN DAN KELEBIHAN ORGANISASI NEO
KLASIK
Ekonomi neo klasik juga sering
dilihat sebagai terlalu mengandalkan pada model matematika yang kompleks,
seperti yang digunakan dalam ekuilibrium umum teori, tanpa cukup untuk apakah sebenarnya
menggambarkan ekonomi riil. Banyak melihat upaya untuk memodelkan sistem yang
kompleks seperti ekonomi modern dengan model matematika sebagai tidak realistis
dan pasti akan gagal.
Jawaban
terkenal terhadap kritik ini adalah Milton Friedman klaim bahwa teori-teori harus dinilai dari
kemampuan mereka untuk memprediksi peristiwa bukan oleh realisme asumsi mereka.
Model Matematika juga termasuk mereka dalam teori permainan, program linear, dan ekonometrik. Kritik terhadap ekonomi neo klasik dibagi pada
mereka yang berpikir bahwa metode yang sangat matematika secara inheren salah
dan mereka yang berpikir bahwa metode matematika berpotensi baik bahkan jika
metode kontemporer memiliki masalah.
1.
Sejak pembagian kerja dilakukan, timbul masalah yang disebut anomie.
Anomie adalah situasi dimana pedoman kerja tidak ada dan disiplin diri menjadi
kurang.
2.
Neo klasik menyatakan bahwa kapasitas dan kekuasaan tak dapat
dikompensasikan, karena bukan merupakan satu-satunya hubungan.
3.
Tentang struktur irganisasi, teori neo klasik menyatakan bahwa
struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions) internal di antara
orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda.
4.
Hubungan interaksi antara manajer dan bawahan yang perlu dibina, jika tidak dilakukan akan
berpengaruh pada moral dan efisiensi kerja yang akan memburuk dan hubungan
manusiawi dalam organisasi juga memburuk.
Kaum neo klasik mengatakan bahwa baik perdagangan
international maupun aliran modal international cenderung untuk meratakan distribusi
pendapatan didalam suatu Negara maupun antar Negara. Kaum neo
klasik mengatakan bahwa baik perdagangan international maupun aliran modal
international cenderung untuk meratakan distribusi pendapatan didalam suatu
Negara maupun antar Negara.
Ada tiga
asumsi dasar dalam ilmu ekonomi neo klasik:
1) Orang-orang rasional. 2)
Individu dan perusahaan memaksimalkan utilitas atau laba. 3) Individu
berperilaku secara independen dan dengan informasi lengkap. Awalnya berhak oleh
Thorstein Veblen pada tahun 1900 dalam karyanya "prakonsepsi Ilmu
Ekonomi," tumbuh ekonomi neo klasik dari sebuah gerakan revolusioner untuk
menggabungkan utilitas dan pemikiran rasional ke dalam ajaran inti ekonomi.
Dijuluki oleh banyak orang sebagai "revolusi marjinal," karya yang mendorong
gerakan ini termasuk "Teori Ekonomi Politik," oleh William Jevons
Stanley, "Prinsip Ekonomi," oleh Carl Menger, dan "Elemen
Ekonomi Murni," oleh Leon Walras.
Sebagai
ekonomi neo klasik
adalah teori ekonomi yang dominan, itu sesuai mencakup sebagian besar subtopik
studi di bawah ekonomi seperti ekspektasi rasional, organisasi industri,
ekonomi makro, dll.
Salah satu manfaat utama dari ekonomi neo klasik adalah bahwa hal ini membantu
untuk menjelaskan bagaimana menetapkan harga dan kuantitas yang dihasilkan tiba
di dalam perekonomian. Dengan memperkenalkan individu sebagai utilitas
memaksimalkan agen dalam perekonomian, teori ini dapat menjelaskan mengapa
harga naik kekurangan atau bagaimana monopoli membatasi suplai untuk
memaksimalkan keuntungan.
1.
Menekankan hubungan informal dan motivasi-motivasi non ekonomis yang
beroperasi di dalam organisasi.
2.
Manajemen dapat merancang hubungan dan peraturan yang formal dan
sebagainya, namun diciptakan juga pola hubungan status, norma, dan hubungan
informal yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sosial para anggota
organisasi.
3.
Memiliki perspektif sistem kerjasama dalam karyanya, menjadi pijakan
bagi organisasi yang dibangun dan memotivasi para manajer dalam organisasi
dalam berusaha agar tidak gagal dalam sistem kerjasama.
4.
Titik tekanan teori neo klasik ini yaitu pada dua elemen pokok dalam
organisasi, yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja.
Kelebihan Teori Neo Klasik adalah
meningkatkan keuntungan penjual atau pembeli secara individual, pencapaian
kemajuan ekonomi dengan kepentingan pribadi, keuntungan bersama yang diperoleh
dari perdagangan internasional. Untuk kelemahannya adalah Jika pasar neo klasik
terlalu kaku, maka akan terdapat campur tangan dari pemerintah, masih dalam
lingkup monopoli, campur tangan ini jika dalam kinerja pasar tidak bisa
mengendalikan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Teori ekonomi neo klasik adalah pengembangan dari teori ekonomi
klasik yang dirumuskan dan diolah menjadi rumusan matematis yang rumit. Teori
neo klasik digunakan untuk berbagai
pendekatan untuk ekonomi berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan
distribusi di pasar melalui penawaran dan permintaan, sering dimediasi melalui
maksimalisasi hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas individu dan dari
keuntungan dengan biaya terbatas perusahaan yang menggunakan informasi yang
tersedia dan faktor-faktor produksi, sesuai dengan teori pilihan rasional. Maka
muncullah pemikiran bahwa konsumen cenderung mencari kepuasan dalam kegiatan ekonomi.
Rumusan ini didukung dengan penelitian ahli dan teorinya serta gambar grafik
untuk memudahkan pemahaman kita.
Di perjalanan teori neo klasik mncul juga teori organisasi neo klasik.
Teori organisasi neo klasik menitik beratkan pada pentingnya aspek sosial dalam
pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi). Dalam
organisasi terdapat perilaku-perilaku anggota yang harus bisa diarahkan dan diantisipasi apabila ada masalah
yang terjadi. Sehingga perlu pemahaman aspek sosial yang baik bagi atasan untuk
mengerti bawahannya.
B. REKOMENDASI
Dalam teori neo klasik, organisasi lebih menekankan
pentingnnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini
muncul karena ketidak puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak
sepenuhnnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja dalam
organisasi. Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan karena karyawan
tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang sesuai dengan kriteria
perusahaan yang telah ditentukan. Para manajer dirangsang untuk bersikap lebih
kooperatif dengan karyawan, memperbaiki lingkungan sosial ditempat bekerja, dan
memperkuat citra diri para pekerja secara individual.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam peningkatan
produktifitas, maka seorang manajer perlu untuk memahami aspek-aspek sosial dan
psikologi yang mendorong para karyawan dapat melakukan kerjasama yang optimal
dalam meningkatkan produktifitas, sehingga tujuan yang telah ditentukan akan
tercapai.
REFERENSI
Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Cahayani, Ati. 2003. Dasar-Dasar Organisasi
dan Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wursanto.
2003. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Sumber Lain:
No comments:
Post a Comment