Friday, November 16, 2018

MAKALAH ORGANISASI NEO KLASIK



BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia diikuti juga oleh perkembangan pemikiran disemua bidang kehidupan, tidak terkecuali dibidang ekonomi. Perkembangan awal mengenai teori ekonomi klasik dilanjutkan oleh munculnya teori neo klasik.
Teori organisasi Neo klasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori organisasi Neo klasik merubah, menambah, dan dalam banyak  hal memperluas teori klasik. Teori Neo klasik didefinisikan sebagai suatu organisasi sebagai kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada teori klasik banyak menitik beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, faktor-faktor ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neo klasik banyak menekankan pentingnya aspek sosial dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi).
Teori neo klasik sebenarnya bukan merupakan teori baru yang muncul seperti teori klasik. Teori neo klasik muncul dan “mengusulkan” perubahan-perubahan pada teori klasik, sejak diperkenalkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Pendekatan neo klasik mencakup uraian sistematis organisasi informal, dan pengaruhnya para organisasi formal. Perkembangan teori neo klasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percoaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Nunsterberg. Pendekatan neo klasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Ardner dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
Munculnya teori neo klasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai factor penting peningkatan produktifitas.
Jadi berdasarkan kesimpulan diatas, penulis tertarik untuk mengangat Teori Neo Klasik sebagai judul dari sebuah makalah.



















BAB II
ISI
  1. PENGERTIAN
Teori neo klasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori neo klasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori neo klasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologi dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
Teori neo klasik muncul dan “mengusulkan” perubahan-perubahan pada teori klasik, sejak diperkenalkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Pendekatan neo klasik mencakup uraian sistematis organisasi informal, dan pengaruhnya para organisasi formal. Perkembangan teori neo klasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percoaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Nunsterberg. Pendekatan neo klasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Ardner dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
Teori ini lebih berdasarkan kepada kepuasan marginal daripada biaya produksi maupun tenaga kerja. Selain itu permintaan dan penawaran dalam pasar neo klasik harus maksimal. Didalam teori neo klasik ini ada yang namanya hak kepemilikan. Hak kepemilikan adalah hak memiliki, menggunakan, menguasai kekuasaan . Terdapat dua teori dalam hak kepemilikan, yaitu:
1.      Teori Positivis, yaitu hak kepemilikan bersifat politik. Jadi hak kepemilikan ini bisa digugat. 
2.      Teori hak kepemilikan tidak statis, yaitu hak kepemilikan yang bisa berubah sewaktu-waktu dan berkembang.

Di dalam teori ini juga terdapat eksternalisasi yaitu pihak ketiga atau pihak luar yang tidak terlibat dalam suatu proses perekonomian tetapi mereka terkena dampak dari proses tersebut. Jadi, pemerintah harus bisa melindungi pihak ketiga atau eksternalisasi tersebut. Kemudian didalam teori neo klasik juga terdapat kegagalan pasar seperti pada teori klasik. Kegagalan pasar yang dimaksud tersebut adalah barang publik. Bahwa dalam neo klasik, pasar terkadang tidak bisa menyediakan barang yang dibutuhkan sehingga menjadi barang publik. Dalam neo klasik juga terdapat istilah monopoli dan oligopoli. Pasar Monopoli merupakan pasar yang mempunyai hanya satu barang atau homogen dan banyak yang membutuhkan, produsen atau perusahaannya juga hanya satu sehingga mereka bebas dalam mengatur segalanya dan tidak ada pesaing. Sedangkan pasar oligopoli adalah pasar yang barangnya homogen, sedangkan dalam pasar terdapat dua atau lebih perusahaan yang menjualnya.
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neo klasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada  “pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.
Aliran pemikiran lebih lanjut yang muncul digambarkan sebagai neo klasik, dan secara sederhana sebagai teori atau aliran hubungan manusiawi. Teori neo klasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori neo klasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori neo klasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologi dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
Aliran neo klasik bukan merupakan atau mencetuskan suatu teori murni seperti yang dilakukan aliran klasik. Pengikut aliran neo klasik adalah mereka yang membahas kelemahan model klasik pada perilaku organisasi, tetapi tidak menentang seluruh teori klasik.

  1. SEJARAH
Ekonomi klasik, yang dikembangkan pada abad 18 dan 19, termasuk teori nilai dan distribusi teori. Nilai produk dianggap tergantung pada biaya yang terlibat dalam memproduksi produk tersebut. Penjelasan tentang biaya ekonomi klasik adalah sekaligus penjelasan tentang distribusi. Seorang tuan tanah menerima sewa, pekerja menerima upah, dan seorang petani penyewa kapitalis menerima keuntungan atas investasi mereka. Pendekatan klasik termasuk karya Adam Smith dan David Ricardo .
            Namun, beberapa ekonom secara bertahap mulai menekankan nilai yang dirasakan dari suatu barang kepada konsumen. Mereka mengajukan teori bahwa nilai suatu produk adalah untuk dijelaskan dengan perbedaan utilitas (kegunaan) kepada konsumen. (Di Inggris, ekonom cenderung untuk konsep utilitas sesuai dengan Utilitarianisme dari Jeremy Bentham dan kemudian dari John Stuart Mill).
            Langkah ketiga dari ekonomi politik untuk ekonomi adalah pengenalan marginalisme dan dalil bahwa para pelaku ekonomi membuat keputusan berdasarkan margin. Sebagai contoh, seseorang memutuskan untuk membeli sandwich kedua berdasarkan seberapa penuh mereka setelah yang pertama, perusahaan mempekerjakan karyawan baru berdasarkan kenaikan diharapkan dalam keuntungan karyawan akan membawa. Hal ini berbeda dengan pengambilan keputusan agregat ekonomi politik klasik dalam hal ini menjelaskan bagaimana barang vital seperti air bisa murah, sedangkan kemewahan bisa mahal.
            Mazhab neo klasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori ekonomi. Salah satu pendiri mazhab neo klasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya.

  1. PENDAPAT BEBERAPA AHLI
1.      Hugo Munsterberg
               Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol, Psychology and Industrial Efficiency, pada tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut teori neo klasik yang berkembang sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.
2.      Marx
               Menurut Marx nilai komoditas sepadan dengan input-input tenaga kerja. Hanya tenaga kerja yang dapat menghasilkan laba. Namun bagi kaum Neo Klasik, teori nilai kerja Marx tidak mampu menggambarkan secara jelas mengenai nilai suatu komoditas. Dengan pendekatan marginal, kaum Neo Klasik mengatakan bahwa faedah suatu komoditas akan semakin menurun dengan semakin banyak terpenuhinya kebutuhan akan komoditas itu. Teori nilai kerja Marx menerangkan bahwa nilai komoditas selalu sama dengan input labor. Namun teori marginal utility mengatakan bahwa nilai suatu komoditas-selalu dikaitkan dengan faedah (utility) selalu berubah sejalan dengan bertambahnya kuantitas yang kita konsumsi. Bila individu meminta suatu komoditas tertentu maka utility yang diterima bertambah. Tambahan kuantitas komoditi akan menambah besar utility total yang diterima. Namun meski utility total terus meningkat, pada titik tertentu utility total akan mencapai titik jenuh dan utility marginal menjadi nol.
3.      Heindrich Gossen
               Pencetus teori ini adalah Heindrich Gossen yang akhirnya menjadi Hukum Gossen I. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan dalam hukum Gossen II dikatakan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas secara relatif terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan hampir tak terbatas dan bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya.
4.      Schumpeter (Aliran Neo Klasik)
               Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi dan para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaruan atau inovasi dalam ekonomi. Hal ini bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan perekonomian jika para pengusaha terus-menerus mengadakan inovasi dan mampu pengadakan kombinasi baru atas investasinya atau proses produksinya. 
Adapun jenis-jenis inovasi, diantaranya dalam hal berikut.
a.      Penggunaan teknik produksi
b.      Penemuan bahan dasar
c.       Pembukaan daerah pemasaran
d.      Penggunaan manajemen
e.      Penggunaan teknik pemasaran
5.      Harrod–Domar (Aliran Neo Klasik)
Dalam analisis teori pertumbuhan ekonomi menurut Teori Harrod–Domar, menjelaskan tentang syarat yang harus dipenuhi supaya perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh (steady growth) dalam jangka panjang. Asumsi yang digunakan oleh Harrod–Domar dalam teori pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh beberapa hal-hal berikut.
a.      Tahap awal perekonomian telah mencapai tingkat full employment.
b.      Perekonomian terdiri atas sektor rumah tangga (konsumen) dan sektor perusahaan (produsen).
c.       Fungsi tabungan dimulai dari titik nol, sehingga besarnya tabungan proporsional dengan pendapatan.
d.      Hasrat menabung batas (Marginal Propencity to Save) besarnya tetap. Sehingga menurut Harrod–Domar pertumbuhan ekonomi yang teguh akan mencapai kapasitas penuh (full capacity) dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tingkat investasi. Pengeluaran investasi mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran.
6.       Sollow–Swan (Aliran Neo Klasik)
Menurut teori Sollow–Swan, terdapat empat anggapan dasar dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 1817, David Ricardo menerbitkan buku yang berjudul The Principles of Political Economy and Taxation. Bukunya mempunyai pengaruh besar dalam pemikiran ekonomi, karena kecakapannya menganalisis masyarakat dengan istilah-istilah yang abstrak. Sollow Swan berkesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertumbuhan penduduk, akumulasi modal, kemajuan teknologi.
7.      Robert Sollow–Trevor Swan
Anggapannya bahwa:
a.      Tenaga kerja (penduduk) tumbuh dengan laju tertentu
b.      Ada kecenderungan menabung dari masyarakat
c.       Seluruh tabungan diinvestasikan dan fungsi produksi Q = f (K.L).
Artinya bahwa hasil produksi itu dihasilkan dari kombinasiantara faktor modal dan tenaga kerja.
8.      W.W Rostow
Membagi tahap pertumbuhan ekonomi terdiri dari:
a.      Masyarakat tradisional, masih mementingkan diri sendiri
b.      Prasyarat lepas landas (transisi)
c.       Lepas landas (take off)
d.      Tingkat kematangan
e.      Masa konsumsi tinggi

  1. TIANG DASAR ORGANISASI NEO KLASIK
Aliran neo klasik bukan merupakan atau mencetuskan suatu teori murni seperti yang dilakukan aliran klasik. Pengikut aliran neo klasik adalah mereka yang membahas kelemahan model klasik pada perilaku organisasi, tetapi tidak menentang seluruh teori klasik.
  1. Pembagian Kerja (Division of Labor)
Sejak pembagian kerja dilakukan, timbul masalah yang disebut anomie. Anomie adalah situasi dimana pedoman kerja tidak ada dan disiplin diri menjadi berkurang. Akibat adanya pembagian kerja adalah spesialisasi yang mengakibatkan orang terpecah belah, merasa cemburu (iri) dengan orang lain, dan sebagainya. Oleh karena itu teori neo klasik mengemukakan perlunya:
a.      Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan, agar merasa “terlibat” dengan pekerjaanya dan berkepentingan dalam perusahaan.
b.      Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi, agar orang menjadi tidak terlalu spesial tetapi dapat memperluas kemampuan dan keahlian dalam bidang lain.
c.       Management bottom-up yang memberi kesempatan kepada “para junior” untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

  1. Proses Skalar dan Fungsional
Proses skalar dan fungsional (sclar and functional processes) menimbulkan berbagai masalah dalam pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Neo klasik menyatakan bahwa kapasitas dan kekuasaan tak dapat dikompensasikan, karena bukan merupakan satu-satunya hubungan; ada faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan terutama hasil kegiatan “kaki-tangan manusia”.

  1. Struktur Organisasi
Tentang struktur organisasi, teori neo klasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions) internal di antara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda. Pergeseran-pergeseran ini terjadi terutama antara orang-orang operasional (lini) dan oarang-orang staf. Menurut Melville Dalton penyebabnya adalah: 1) Perbedaan tugas antara orang lini dan staf, 2) Perbedaan umur dan pendidikan, dan 3) Perbedaan sikap.

  1. Rentang Kendali
Penentuan rentang sangat tergantung pada pebedaan individu dalam kemempuan manajemennya, tipe orangnya, efektivitas komunikasi, fungsi pengawasan formal, serta derajat sentralisasi, dimana neo klasik mengusulkan pengawasan bebas demokratis, sedang klasik memilih pengawasan ketat. Rentang yang pendek mengakibatkan pengawasan yang ketat, rentang yang luas memerlukan pendelegasian yang baik dengan mengurangi pengawasan. Karena perbedaan individu dan organisasi, kadang-kadang yang satu lebih baik daripada yang lain, maka rentang kendali tidak dapat ditetapkan secara kaku.

E.      ORGANISASI NEO KLASIK DALAM ADMINISTRASI
Dalam bukunya Administrative Behavior, Herbert Simon mengemukakan tiga tema utama dalam proses pengambilan keputusan dalam organisasi yaitu sebagai berikut.
1.      Keputusan adalah kegiatan sentral dari organisasi.
2.      Instrumental reason atau alasan-alasan instrumental adalah bersifat sentral di dalam perbuatan keputusan administratif dan pemahaman organisasi.
3.      Konsep satisfying atau memuaskan yang merupakan pembatalan yang signifikan terhadap rasionalitas dan dampaknya terhadap perilaku organisasi merupakan kondisi utama di dalam pembuatan keputusan.

F.       PANDANGAN NEO KLASIK TERHADAP ORGANISASI INFORMAL
Titik tekanan teori neo klasik adalah pada dua elemen pokok dalam organisasi, yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Faktor-faktor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal, antara lain:
1.      Lokasi: Untuk membentuk suatu kelompok, orang harus mempunyai kontak tatap muka yang baik.
2.      Jenis Pekerjaan: Ini merupakan faktor kunci yang menentukan munculnya dan komposisi organisasi informal.
3.      Minat: Walaupun orang-orang mungkin ada pada lokasi yang sama, melaksanakan kerja yang sejenis, pebedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4.      Masalah-masalah khusus: Dalam hal ini, yang sama bergabung bersama untuk kapentingan khusus. Usaha yang labih baik bagi manajer adalah mengembangkan suatu hubungan kerja dengan organisasi informal yang dapat menghasilkan keselarasan pandangan organisasi formal dan informal.

  1. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN ORGANISASI NEO KLASIK
            Ekonomi neo klasik juga sering dilihat sebagai terlalu mengandalkan pada model matematika yang kompleks, seperti yang digunakan dalam ekuilibrium umum teori, tanpa cukup untuk apakah sebenarnya menggambarkan ekonomi riil. Banyak melihat upaya untuk memodelkan sistem yang kompleks seperti ekonomi modern dengan model matematika sebagai tidak realistis dan pasti akan gagal.
Jawaban terkenal terhadap kritik ini adalah Milton Friedman klaim bahwa teori-teori harus dinilai dari kemampuan mereka untuk memprediksi peristiwa bukan oleh realisme asumsi mereka. Model Matematika juga termasuk mereka dalam teori permainan, program linear, dan ekonometrik. Kritik terhadap ekonomi neo klasik dibagi pada mereka yang berpikir bahwa metode yang sangat matematika secara inheren salah dan mereka yang berpikir bahwa metode matematika berpotensi baik bahkan jika metode kontemporer memiliki masalah.
1.      Sejak pembagian kerja dilakukan, timbul masalah yang disebut anomie. Anomie adalah situasi dimana pedoman kerja tidak ada dan disiplin diri menjadi kurang.
2.      Neo klasik menyatakan bahwa kapasitas dan kekuasaan tak dapat dikompensasikan, karena bukan merupakan satu-satunya hubungan.
3.      Tentang struktur irganisasi, teori neo klasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions) internal di antara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda.
4.      Hubungan interaksi antara manajer dan bawahan yang perlu dibina, jika tidak dilakukan akan berpengaruh pada moral dan efisiensi kerja yang akan memburuk dan hubungan manusiawi dalam organisasi juga memburuk.

Kaum neo klasik mengatakan bahwa baik perdagangan international maupun aliran modal international cenderung untuk meratakan distribusi pendapatan didalam suatu Negara maupun antar Negara. Kaum neo klasik mengatakan bahwa baik perdagangan international maupun aliran modal international cenderung untuk meratakan distribusi pendapatan didalam suatu Negara maupun antar Negara.
Ada tiga asumsi dasar dalam ilmu ekonomi neo klasik: 1) Orang-orang rasional. 2) Individu dan perusahaan memaksimalkan utilitas atau laba. 3) Individu berperilaku secara independen dan dengan informasi lengkap. Awalnya berhak oleh Thorstein Veblen pada tahun 1900 dalam karyanya "prakonsepsi Ilmu Ekonomi," tumbuh ekonomi neo klasik dari sebuah gerakan revolusioner untuk menggabungkan utilitas dan pemikiran rasional ke dalam ajaran inti ekonomi. Dijuluki oleh banyak orang sebagai "revolusi marjinal," karya yang mendorong gerakan ini termasuk "Teori Ekonomi Politik," oleh William Jevons Stanley, "Prinsip Ekonomi," oleh Carl Menger, dan "Elemen Ekonomi Murni," oleh Leon Walras.
Sebagai ekonomi neo klasik adalah teori ekonomi yang dominan, itu sesuai mencakup sebagian besar subtopik studi di bawah ekonomi seperti ekspektasi rasional, organisasi industri, ekonomi makro, dll. Salah satu manfaat utama dari ekonomi neo klasik adalah bahwa hal ini membantu untuk menjelaskan bagaimana menetapkan harga dan kuantitas yang dihasilkan tiba di dalam perekonomian. Dengan memperkenalkan individu sebagai utilitas memaksimalkan agen dalam perekonomian, teori ini dapat menjelaskan mengapa harga naik kekurangan atau bagaimana monopoli membatasi suplai untuk memaksimalkan keuntungan.
1.      Menekankan hubungan informal dan motivasi-motivasi non ekonomis yang beroperasi di dalam organisasi.
2.      Manajemen dapat merancang hubungan dan peraturan yang formal dan sebagainya, namun diciptakan juga pola hubungan status, norma, dan hubungan informal yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sosial para anggota organisasi.
3.      Memiliki perspektif sistem kerjasama dalam karyanya, menjadi pijakan bagi organisasi yang dibangun dan memotivasi para manajer dalam organisasi dalam berusaha agar tidak gagal dalam sistem kerjasama.
4.      Titik tekanan teori neo klasik ini yaitu pada dua elemen pokok dalam organisasi, yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja.

Kelebihan Teori Neo Klasik adalah meningkatkan keuntungan penjual atau pembeli secara individual, pencapaian kemajuan ekonomi dengan kepentingan pribadi, keuntungan bersama yang diperoleh dari perdagangan internasional. Untuk kelemahannya adalah Jika pasar neo klasik terlalu kaku, maka akan terdapat campur tangan dari pemerintah, masih dalam lingkup monopoli, campur tangan ini jika dalam kinerja pasar tidak bisa mengendalikan dengan baik.






















BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Teori ekonomi neo klasik adalah pengembangan dari teori ekonomi klasik yang dirumuskan dan diolah menjadi rumusan matematis yang rumit. Teori neo klasik digunakan untuk berbagai pendekatan untuk ekonomi berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi di pasar melalui penawaran dan permintaan, sering dimediasi melalui maksimalisasi hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas individu dan dari keuntungan dengan biaya terbatas perusahaan yang menggunakan informasi yang tersedia dan faktor-faktor produksi, sesuai dengan teori pilihan rasional. Maka muncullah pemikiran bahwa konsumen cenderung mencari kepuasan dalam kegiatan ekonomi. Rumusan ini didukung dengan penelitian ahli dan teorinya serta gambar grafik untuk memudahkan pemahaman kita.
Di perjalanan teori neo klasik mncul juga teori organisasi neo klasik. Teori organisasi neo klasik menitik beratkan pada pentingnya aspek sosial dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi). Dalam organisasi terdapat perilaku-perilaku anggota yang harus bisa diarahkan dan diantisipasi apabila ada masalah yang terjadi. Sehingga perlu pemahaman aspek sosial yang baik bagi atasan untuk mengerti bawahannya.

                   
B.      REKOMENDASI
Dalam teori neo klasik, organisasi lebih menekankan pentingnnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini muncul karena ketidak puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja dalam organisasi. Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang sesuai dengan kriteria perusahaan yang telah ditentukan. Para manajer dirangsang untuk bersikap lebih kooperatif dengan karyawan, memperbaiki lingkungan sosial ditempat bekerja, dan memperkuat citra diri para pekerja secara individual.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam peningkatan produktifitas, maka seorang manajer perlu untuk memahami aspek-aspek sosial dan psikologi yang mendorong para karyawan dapat melakukan kerjasama yang optimal dalam meningkatkan produktifitas, sehingga tujuan yang telah ditentukan akan tercapai.

REFERENSI
Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE-UGM.

Cahayani, Ati. 2003. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wursanto. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi.  Yogyakarta: Andi.

Sumber Lain:




No comments: