Sunday, February 3, 2019

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR



PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi, dan determinan penyakit pada populasi.
1.      Distribusi: Orang, tempat, waktu.
2.      Frekuensi, ukuran frekuensi : Insiden dan prevalen.
3.      Determinan faktor risiko: faktor yang mempengaruhi atau faktor yang memberi risiko atas terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.

EPIDEMIOLOGI STROKE
Definisi: Stroke merupakan penyakit gangguan neurologis yang bersifat akut akibat terganggunya sirkulasi darah otak. Gejala yang timbul tergantung bagian otak yang terganggu. Angka kejadian ditemukan terutama pada umur diatas 55 tahun namun dapat ditemukan pada semua umur. Kejadian makin tinggi bahkan 100X lebih banyak pada umur 80-90 tahun dengan insiden 300/10.000 dibanding dengan 3/10.000 pada umur 30-40 tahun. Laki-laki lebih banyak ditemukan dari pada wanita.
Stroke merupakan penyebab kematian terbanyak setelah penyakit jantung di negara maju. Angka kejadian stroke semakin meningkat setiap negara dengan angka kematian yang cukup tinggi termasuk di indonesia.

Gejala Stroke:
1.      Tergantung dari daerah otak yang terkena, tetapi gejala umum adalah terjadi hemiparesis atau hemiparalisis dengan atau tanpa disertai gangguan sensorik.
2.      Stroke biasa disebut cerebral vascular disease (CVD) atau gangguan peredaran darah otak (GPDO).
3.      Klasifikasi stroke dibedakan berdasar pada:
a.      Manifestasi klinik:
1)      Transient ischemic attack (TIA), serangan kurang dari 24 jam
2)      Stroke in evolution, hilang dalam 2 minggu
3)      Reversible ischemic neurological defisit (RIND)
4)      Complete stroke

b.      Berdasarkan proses patologik (kausal)
1)      Infark
2)      Perdarahan intra serebral
3)      Perdarahan sub arachnoid

c.       Berdasakan tempat lesi:
1)      Sistem karotis
2)      Sistem vertebrobasiler
  Diklinik dikenal:
1)      Stroke ischemik (nonhemorhagik), dapat berupa TIA, trombosis, emboli.
2)      Stroke hemorhagik, karena perdarahan intra serebral atau subarahnoid.

Waktu terjadinya:
Kejadian stroke tidak dapat diramalkan karena tidak ada tanda khas yang mendahului, tetapi ada beberapa penelitian bahwa  stroke trombotik terjadi  pada saat terbangun dari tidur malam antara jam 00-06 pagi, namun ada penelitian lain terjadinya antara 06.00-12.00.

Faktor risiko:
1.      Umur
2.      Ras: kulit hitam > kulit putih
3.      Seks: Laki> wanita
4.      Hipertensi
5.      DM
6.      Penyakit jantung sebelumnya
7.      TIA/atrium fibrilasi
8.      Obesitas
9.      Rokok
10.  Kolesterol dan trigliserida

Faktor mayor terjadinya stroke ada 4 yaitu:
1.      Hipertensi
2.      TIA
3.      Hiperkolestronemi
4.      DM

Beberapa faktor yang dicurigai: Alkohol, kontrasepsi hormonal, trauma, herpes zoster.

Gejala:
Gangguan peredaran otak dapat berupa penyumbatan atau karena perdarahan otak. Pada penderita stroke karena trombotik memberikan gambaran:
1.      Penderita sedang santai atau tidur, lalu tiba-tiba merasa lemah atau tidak dapat berdiri.
2.      Sebelumnya merasa pegal-pegal, lemah atau kram separuh badan.
3.      Disertai atau tanpa sakit kepala, mual, muntah atau panas
4.      Kejang kalau mengenai korteks serebri.

Untuk membedakan stroke hemorargik dan non hemorargik dapat dilakukan dengan CT scan atau dengan sistem skoring dar Djoenaidi dengan cara memberikan bobot setiap kejadian yang timbul sebagai berikut.
1.      TIA sebelum serangan                              : 1
2.      Permulaan serangan
a.      Sangat mendadak ( 1-2 menit)         : 6,5
b.      Mendadak (beberapa menit-jam)    : 6,5
c.       Pelan2 (beberapa jam)                       : 1
3.  Waktu serangan:
a.      Waktu kerja                                     : 6,5
b.      Waktu istirahat/duduk/tidur       : 1
c.       Waktu bangun tidur                      :  1
4.  Sakit kepala waktu serangan
a.      Sangat hebat                                   : 10
b.      Hebat                                                : 7,5
c.       Ringan                                               : 1
d.      Tidak ada                                          :  0
5.  Muntah 
a.      Langsung setelah serangan           : 10
b.      Mendadak(beberapa menit-jam) : 7,5
c.       Pelan-pelan (1 hari atau lebih)      : 1
d.      Tidak ada                                           : 0
6.  Kesadaran
a.      Hilang waktu serangan (langsung)        : 10
b.      Hilang mendadak(beberapa mnt-jam) : 10
c.       Hilang pelan2 ( 1 hari atau lebih)          : 1
d.      Hilang sementara kmudian sadar         : 1
e.      Tidak ada                                                   : 0
7.  Tekanan darah
a.      Waktu serangan sangat tinggi (>200/110)       : 7,5
b.      Waktu MRS sangat tinggi (>200/110)               : 7,5
a.      Waktu serangan tinggi (>140/110-<200/110) : 1

Interpretasi:
Skor: < + 25 : infark  ( Stroke non hemoragik)
           < - 5    : Perdarahan ( strok hemoragik)
             + 14 : Kemungkinan infark dan pendarahan 1 : 1
          < + 4   : Kemungkinan  perdarahan 10 %

Sensitifitas: untuk stroke hemoragik 81-88 % dan strok non hemoragik  (infark) 76-78 %. Ketepatan keseluruhan  78- 82 %

Patofisiologi stroke ishemik:
Ischemik otak adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan pemasokan darah ke otak yang membahayakan fungsi otak. Akibat dari ichemik dapat mengakibatkan infark setelah berkurangnya suplay darah  pada tingkat yang lebih rendah yang mengakibatkan gangguan fungsional dan strukrural yang menetap.
Infark disebabkan trombus dan emboli dan kebanyakan kasus infark karena trombus pada Pembuluh darah  yang ateroskelerotik. Hipertensi dan stroke berisiko 3X terserang. Hipertensi dianggap sebagai faktor utama terjadinya. Dalam penelitian, tekanan diastolik > 95 mmHg berisiko 2 X lebih besar terjadinya infark otak dari pada tekanan diasolik < 80 mm Hg, sedangkan sistolik > 180 mm Hg.

Pencegahan stroke:
Pencegahan ditujukan kepada ada 4 faktor utama yang mempengaruhi terjadinya stroke yaitu gaya hidup, lingkungan, biologis dan pelayanan kesehatan.
1.      Pencegahan primer
a.      Gaya hidup: kurangi stres, diet rendah garam lemak dan kalori, olahraga teratur, tidak merokok, vitamin
b.      Lingkungan: Kesadaran atas stres kerja dll.
c.       Biologi: Perhatian terhadap faktor resiko biologi (jenis kelamin, riwayat                     keluarga), efek obat2 tertentu seperti aspirin.
d.      Pelayanan kesehatan: Health education, cek tekanan darah.


2.      Pencegahan sekunder
a.      Gaya hidup: Management stres, makan rendah garam, stop rokok, penyesuain gaya hidup.
b.      Lingkungan: Penggantian kerja kalau perlu.
c.       Biologi: pengobatan yang patuh dan cegah efek samping.
d.      Pelayanan kesehatan: Pendidikan pasien, evaluasi penyebab sekunder.

3.      Pencegahan tertier:
a.      Gaya hidup: Reduksi stres, olah raga sedang, stop rokok.
b.      Lingkungan: Jaga keamanan dan keselamatan.
c.       Biologi: Kepatuhan berobat, terapi fisik.
d.      Pelayanan kesehatan: Emergency medical teknik, asuransi.

EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI
Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah melebihi batas normal. Prevalensi ditemukan pada orang dewasa dan adanya kecenderungan peningkatan sesuai  peningkatan usia.

Macam-macam hipertensi:
1.      Menurut kausa:
a.      Hipertensi essensial/primer:  > 90 %
1)      Teori neurogen misal pada keadaan emosi terjadi peningkatan adrenalin.
2)      Teori renal: Renin mengaktifasi angiotensin.
3)      Teori Cortex anak ginjal:  Zat aldosteron.
4)      Teori NaCl.
    
b.      Hipertensi sekunder:
1)        5-10 % peny ginjal                 
2)        1- 2 % : hormonal misal pada kehamilan, pemakai obat-obat tertentu misal pil KB atau pengguna adrenalin misal pada pasien asma.

2.  Menurut gangguan tekanan darah
a.      Hipertensi sistolik dimana hanya tekanan sistolik yang meninggi.
b.      Hipertensi diastolik dimana hanya tekanan diastolik yang meninggi.

3.  Menurut beratnya tekanan darah (mm.Hg)
a.      Hipertensi ringan: Tek. diastolik 90-110
b.      Hipertensi sedang: Tek diastolik 110-130
c.       Hipertensi berat: Tek diastolik >130

Tekanan systolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup, sedang tekanan diastolik adalah tekanan pada waktu jantung istirahat. Kriteria tersebut menurut WHO. Pengaruh hipertensi sebagai faktor risiko timbulnya PJK, tetapi dapat dipercepat dengan adanya merokok dan tingginya kadar kholesterol dalam darah. Tekanan darah menyebabkan kenaikan tekanan dalam dinding arteri dan lama kelamaan akan terjadi kerusakan pada dinding endotel arteri yang memicu terjadinya artereskelerosis, dan terjadinya arteroskelerotik juga akan memicu tingginya tekanan darah.

Alasan  pentingnya tekanan diastolik:
1.      Prevalensi lebih tinggi
2.      Sangat penting dalam diagnosis
3.      Menjadi ukuran keberhasilan pengobatan hipertensi
4.      Menjadi pegangan dalam menentukan prognosis
5.      Menjadi pedoman dalam evaluasi pengobatan

Penentuan batasan hipertensi ini penting dalam penentuan prevalensi karena perubahan hipertensi akan merubah prevalensi.

Faktor risiko:
1.      Umur
2.      Ras/ suku: Orang kulit hitam > kulit putih
3.      Urban/ Rural: Perkotaan > desa
4.      Geografis : Pantai > pegunungan karena mengkonsumsi buah dan sayur  lebih banyak
5.      Seks: wanita > pria, terutama masa pre menopause
6.      Gemuk: gemuk > kurus
7.      Stres
8.      Personality type: type A > B
9.      Diet: Tinggi garam
10.  DM: 50-70 %
11.  Water compostion:
a.      Sodium: incosistent
b.      Cadmium: ada bukti dalam penelitian
c.       Pb, kemungkinan ada hubungan
12.  Alkohol
13.  Rokok: tidak signifikan
14.  Kopi: belum ditemukan
15.  Pil KB. Resiko meninggi pada pemakaian lama

Beberapa permasalahan Hipertensi:
1.      Prevalensi 6–15 % pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia dan dominan 31-50 th.
2.      50 % penderita tidak menyadari dirinya sehingga cenderung menjadi hipertensi berat.
3.      70 % adalah hipertensi ringan yang diabaikan sehingga menjadi hipertensi berat.
4.      90 % hipertensi esensial.


Akibat hipertensi:
1.      Gangguan jantung
2.      Gangguan mata
3.      Gangguan Otak:
a.      Trombose
b.      Perdarahan diotak
4.      Gangguan ginjal

Tindakan pengobatan
Beberapa syarat sebaiknya yang mesti dipenuhi:
1.      Menurunkan tekanan darah secara bertahap dan aman
2.      Mampu meurunkan tekanan darah secara multifaktoral
3.      Berkhasiat untuk semua tingkat hipertensi
4.      Melindungi organ2 vital
5.      Mendukung pengobatan penyakit penyerta misal DM
6.      Mengurangi faktor resiko Penyakit kardiovaskuler dalam hal memperbaiki Left Ventrikel Hipertropi den mencegah ateroskelerosis.
7.      Mengurangi frekuensi sengan dan beratnya angina
8.      Memperbaiki fungsi ginjal dan menghambat kerusakan ginjal lebih lanjut
9.      Efek samping serendh mungkin
10.  Membuat jantung bekerja lebih efisien
11.  Melindungi jantung terhadap  resiko infark
12.  Tidak mengganggu gaya dan kualitas hidup penderita misalnya ngantuk

Secara khusus obat hipertensi dapat:
1.      Mempunyai bioavailabilitas yang tinggi dan konsisten sehingga efektifitasnya dapat diperkirakan.
2.      Mempunyai waktu paruh yang panjang.
3.      Smooth onset of action dengan kadar puncak lemak setelah 6-12 jam untu mengurangi efek mendadak  seperti takikardi.
4.      Dapat dipakai untuk  jangka panjang.
5.      Mampu meningkatkan sensitivitas jaringan terhadap insulin.
6.      Turut memperbaiki profil lemak misalnya penurunan HDL.
7.      Meningkatkan survival dengan menurunkan resiko gagal tantung mengurangi serangan balik infark miocard.

Jenis-jenis obat hipertensi:
1.      Non farmakologi
a.      Turunkan berat badan bagi yang obesitas
b.      Pembatasan konsumsi garam dapur
c.       Kurangi alikohol
d.      Hentikan rokok
e.      Olah raga teratur
f.        Diet rendah lemak  jenuh
g.      Pemberian kalsium dalam  bentuk makanan (sayur dan buah)
 2.   Obat dari farmakokologi
a.      Diuretik
b.      B.bloker
c.       Antagonis kalsium dll

Keberhasilan pengobatan hipertensi dapat dilihat dari:
1.      Penurunan tekanan darah
2.      Penurunan kadar lemak dalam darah
3.      Sensitivitas terhadp insulin meningkat

Ketiganya  penting dalam rangka menghindarkan terjadinya pembesaran jantung kiri.
Prognosis
Tergantung:
1.      Etiologi hipertensi: hipertensi sekunder yang ditemukan dini memiliki prognosis baik
2.      Umur: umur muda mempunyai prognosis jelek
3.      Jenis kelamin: wanita lebih mentolerir dp pria
4.      Ras: Orang kulit hitam  di Amerika memiliki prognosis jelek dp kulit putih
5.      Sifat hipertensi: tek darah yang bersifat labil dan progresif prognosis kurang baik
6.      Adanya komplikasi memperbrat prognosis
7.      Ada tidak faktor lain misal DM memperberat hipertensi.

EPIDEMIOLOGI ATEROSKELEROSIS
Definisi: merupakan suatu keadaan dimana dinding pembuluh darah mengeras yang menyebabkan penyempitan lumennya.
Terdiri dari:
1.      Arterioskelerosis
2.      Arterioloskelerosis
3.      Atheroma

Eteroma terjadi karena penumpukan lemak yang makin lama makin banyak  dilapisan endotel pembuluh darah. Jika dinding pembuluh darah (lapisan endotel tersebut pecah karena suatu sebab maka darah dari pembuluh nadi tersebut akan terjadi kontak dengan ateroma sehingga terjadi gumpalan darah (trombus). Gumpalan darah tadi mula-mula hanya mengandung sel darah yaitu tombosit, tetapi kemudian protein dalam darah yang berupa fibrin mengikat tombosit pada dinding pembuluh darah tadi.
Ateroskelerosis merupakan awal dari suatu penyakit  yang serius tergantung target organ yang terserang tetapi dapat dicegah. Proses ateroskelerosis bisa proses normal karena proses degenerasi akibat ketuaan sehingga pembuluh darah menjadi mengeras. Jadi upaya pencegahan merupakan upaya perlambatan proses tersebut.

Target organ yang terkena antara lain:
1.      Infark miocard
2.      Infark pada otak
3.      Ganggren pada terutama pada kaki
4.      Aneurisma aorta abdominalis
5.      Hipertensi

Faktor yang berhubungan proses terjadinya:
1.      Faktor yang tidak dapat diintervensi
a.     Riwayat keluarga
b.     Usia
c.      Jenis kelamin
d.     Anatomi koronaria (percabangan dan kolateralnya)
e.     Profil lipoprotein
f.       Faktor metabolik

2.      Faktor yang dapat diintervensi
a.     Rokok
b.     Hipertensi
c.      Hiperkolesterolemia
d.     Obesitas
e.     Hiperglisemia (DM)
f.       Faktor riwayat keluarga dengan iskemik jantung

3.      Faktor perilaku
a.     Kurang gerak badan
b.     Stres
c.      Jenis personality (tipe A dan tipe B)


No comments: