PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
distribusi, frekuensi, dan determinan penyakit pada populasi.
1. Distribusi: Orang, tempat, waktu.
2. Frekuensi, ukuran frekuensi : Insiden dan prevalen.
3. Determinan faktor risiko: faktor yang mempengaruhi
atau faktor yang memberi risiko atas terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
EPIDEMIOLOGI STROKE
Definisi: Stroke
merupakan penyakit gangguan neurologis yang bersifat akut akibat terganggunya
sirkulasi darah otak. Gejala yang timbul tergantung bagian otak yang terganggu.
Angka kejadian ditemukan terutama pada umur diatas 55 tahun namun dapat
ditemukan pada semua umur. Kejadian makin tinggi bahkan 100X lebih banyak pada
umur 80-90 tahun dengan insiden 300/10.000 dibanding dengan 3/10.000 pada umur
30-40 tahun. Laki-laki lebih banyak ditemukan dari pada wanita.
Stroke
merupakan penyebab kematian terbanyak setelah penyakit jantung di negara maju. Angka
kejadian stroke semakin meningkat setiap negara dengan angka kematian yang
cukup tinggi termasuk di indonesia.
Gejala Stroke:
1. Tergantung dari daerah otak yang terkena, tetapi
gejala umum adalah terjadi hemiparesis atau hemiparalisis dengan atau tanpa
disertai gangguan sensorik.
2. Stroke biasa disebut cerebral vascular disease
(CVD) atau gangguan peredaran darah otak (GPDO).
3. Klasifikasi stroke dibedakan berdasar pada:
a. Manifestasi klinik:
1) Transient ischemic attack (TIA), serangan kurang
dari 24 jam
2) Stroke in evolution, hilang dalam 2 minggu
3) Reversible ischemic neurological defisit (RIND)
4) Complete stroke
b. Berdasarkan proses patologik (kausal)
1) Infark
2) Perdarahan intra serebral
3) Perdarahan sub arachnoid
c. Berdasakan tempat lesi:
1) Sistem karotis
2) Sistem vertebrobasiler
Diklinik dikenal:
1) Stroke ischemik (nonhemorhagik), dapat berupa
TIA, trombosis, emboli.
2) Stroke hemorhagik, karena perdarahan intra serebral
atau subarahnoid.
Waktu terjadinya:
Kejadian
stroke tidak dapat diramalkan karena tidak ada tanda khas yang mendahului,
tetapi ada beberapa penelitian bahwa
stroke trombotik terjadi pada
saat terbangun dari tidur malam antara jam 00-06 pagi, namun ada penelitian
lain terjadinya antara 06.00-12.00.
Faktor risiko:
1. Umur
2. Ras: kulit hitam > kulit putih
3. Seks: Laki> wanita
4. Hipertensi
5. DM
6. Penyakit jantung sebelumnya
7. TIA/atrium fibrilasi
8. Obesitas
9. Rokok
10. Kolesterol dan trigliserida
Faktor mayor
terjadinya stroke ada 4 yaitu:
1. Hipertensi
2. TIA
3. Hiperkolestronemi
4. DM
Beberapa
faktor yang dicurigai: Alkohol, kontrasepsi hormonal, trauma, herpes zoster.
Gejala:
Gangguan
peredaran otak dapat berupa penyumbatan atau karena perdarahan otak. Pada
penderita stroke karena trombotik memberikan gambaran:
1. Penderita sedang santai atau tidur, lalu
tiba-tiba merasa lemah atau tidak dapat berdiri.
2. Sebelumnya merasa pegal-pegal, lemah atau kram
separuh badan.
3. Disertai atau tanpa sakit kepala, mual, muntah
atau panas
4. Kejang kalau mengenai korteks serebri.
Untuk
membedakan stroke hemorargik dan non hemorargik dapat dilakukan dengan CT scan
atau dengan sistem skoring dar Djoenaidi dengan cara memberikan bobot setiap
kejadian yang timbul sebagai berikut.
1. TIA sebelum serangan : 1
2. Permulaan serangan
a. Sangat mendadak ( 1-2 menit) : 6,5
b. Mendadak (beberapa menit-jam) : 6,5
c. Pelan2 (beberapa jam) : 1
3. Waktu serangan:
a. Waktu kerja : 6,5
b. Waktu istirahat/duduk/tidur : 1
c. Waktu bangun tidur : 1
4. Sakit kepala waktu serangan
a. Sangat hebat : 10
b. Hebat
: 7,5
c. Ringan : 1
d. Tidak ada
: 0
5. Muntah
a. Langsung setelah serangan : 10
b. Mendadak(beberapa menit-jam) : 7,5
c. Pelan-pelan (1 hari atau lebih) : 1
d. Tidak ada : 0
6. Kesadaran
a. Hilang waktu serangan (langsung) :
10
b. Hilang mendadak(beberapa mnt-jam) : 10
c. Hilang pelan2 ( 1 hari atau lebih) : 1
d. Hilang sementara kmudian sadar : 1
e. Tidak ada
: 0
7. Tekanan darah
a. Waktu serangan sangat tinggi (>200/110) :
7,5
b. Waktu MRS sangat tinggi (>200/110) : 7,5
a. Waktu serangan tinggi (>140/110-<200/110)
: 1
Interpretasi:
Skor: < + 25 :
infark ( Stroke non hemoragik)
< - 5
: Perdarahan ( strok hemoragik)
+ 14 : Kemungkinan infark dan pendarahan 1 : 1
< + 4 : Kemungkinan perdarahan 10 %
Sensitifitas:
untuk stroke hemoragik 81-88 % dan strok non hemoragik (infark) 76-78 %. Ketepatan keseluruhan 78- 82 %
Patofisiologi
stroke ishemik:
Ischemik
otak adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan pemasokan darah ke otak yang
membahayakan fungsi otak. Akibat dari ichemik dapat mengakibatkan infark setelah
berkurangnya suplay darah pada tingkat yang
lebih rendah yang mengakibatkan gangguan fungsional dan strukrural yang menetap.
Infark
disebabkan trombus dan emboli dan kebanyakan kasus infark karena trombus pada Pembuluh
darah yang ateroskelerotik. Hipertensi
dan stroke berisiko 3X terserang. Hipertensi dianggap sebagai faktor utama terjadinya.
Dalam penelitian, tekanan diastolik > 95 mmHg berisiko 2 X lebih besar
terjadinya infark otak dari pada tekanan diasolik < 80 mm Hg, sedangkan
sistolik > 180 mm Hg.
Pencegahan stroke:
Pencegahan
ditujukan kepada ada 4 faktor utama yang mempengaruhi terjadinya stroke yaitu
gaya hidup, lingkungan, biologis dan pelayanan kesehatan.
1. Pencegahan primer
a. Gaya hidup: kurangi stres, diet rendah garam lemak
dan kalori, olahraga teratur, tidak merokok, vitamin
b. Lingkungan: Kesadaran atas stres kerja dll.
c. Biologi: Perhatian terhadap faktor resiko biologi
(jenis kelamin, riwayat
keluarga), efek obat2 tertentu seperti aspirin.
d. Pelayanan kesehatan: Health education, cek tekanan
darah.
2.
Pencegahan
sekunder
a. Gaya hidup: Management stres, makan rendah
garam, stop rokok, penyesuain gaya hidup.
b. Lingkungan: Penggantian kerja kalau perlu.
c. Biologi: pengobatan yang patuh dan cegah efek
samping.
d. Pelayanan kesehatan: Pendidikan pasien,
evaluasi penyebab sekunder.
3. Pencegahan tertier:
a. Gaya hidup: Reduksi stres, olah raga sedang,
stop rokok.
b. Lingkungan: Jaga keamanan dan keselamatan.
c. Biologi: Kepatuhan berobat, terapi fisik.
d. Pelayanan kesehatan: Emergency medical teknik,
asuransi.
EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI
Hipertensi adalah
suatu keadaan peningkatan tekanan darah melebihi batas normal. Prevalensi
ditemukan pada orang dewasa dan adanya kecenderungan peningkatan sesuai peningkatan usia.
Macam-macam
hipertensi:
1. Menurut kausa:
a. Hipertensi essensial/primer: > 90 %
1) Teori neurogen misal pada keadaan emosi terjadi
peningkatan adrenalin.
2) Teori renal: Renin mengaktifasi angiotensin.
3) Teori Cortex anak ginjal: Zat aldosteron.
4) Teori NaCl.
b. Hipertensi sekunder:
1)
5-10 % peny
ginjal
2)
1- 2 % : hormonal
misal pada kehamilan, pemakai obat-obat tertentu misal pil KB atau pengguna adrenalin
misal pada pasien asma.
2. Menurut gangguan tekanan darah
a. Hipertensi sistolik dimana hanya tekanan sistolik
yang meninggi.
b. Hipertensi diastolik dimana hanya tekanan diastolik
yang meninggi.
3. Menurut beratnya tekanan darah (mm.Hg)
a. Hipertensi ringan: Tek. diastolik 90-110
b. Hipertensi sedang: Tek diastolik 110-130
c. Hipertensi berat: Tek diastolik >130
Tekanan
systolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup, sedang tekanan diastolik
adalah tekanan pada waktu jantung istirahat. Kriteria tersebut menurut WHO. Pengaruh
hipertensi sebagai faktor risiko timbulnya PJK, tetapi dapat dipercepat dengan
adanya merokok dan tingginya kadar kholesterol dalam darah. Tekanan darah
menyebabkan kenaikan tekanan dalam dinding arteri dan lama kelamaan akan
terjadi kerusakan pada dinding endotel arteri yang memicu terjadinya
artereskelerosis, dan terjadinya arteroskelerotik juga akan memicu tingginya
tekanan darah.
Alasan pentingnya tekanan diastolik:
1. Prevalensi lebih tinggi
2. Sangat penting dalam diagnosis
3. Menjadi ukuran keberhasilan pengobatan
hipertensi
4. Menjadi pegangan dalam menentukan prognosis
5. Menjadi pedoman dalam evaluasi pengobatan
Penentuan
batasan hipertensi ini penting dalam penentuan prevalensi karena perubahan hipertensi
akan merubah prevalensi.
Faktor risiko:
1. Umur
2. Ras/ suku: Orang kulit hitam > kulit putih
3. Urban/ Rural: Perkotaan > desa
4. Geografis : Pantai > pegunungan karena
mengkonsumsi buah dan sayur lebih banyak
5. Seks: wanita > pria, terutama masa pre
menopause
6. Gemuk: gemuk > kurus
7. Stres
8. Personality type: type A > B
9. Diet: Tinggi garam
10. DM: 50-70 %
11. Water compostion:
a. Sodium: incosistent
b. Cadmium: ada bukti dalam penelitian
c. Pb, kemungkinan ada hubungan
12. Alkohol
13. Rokok: tidak signifikan
14. Kopi: belum ditemukan
15. Pil KB. Resiko meninggi pada pemakaian lama
Beberapa
permasalahan Hipertensi:
1. Prevalensi 6–15 % pada orang dewasa. Prevalensi
meningkat menurut usia dan dominan 31-50 th.
2. 50 % penderita tidak menyadari dirinya sehingga
cenderung menjadi hipertensi berat.
3. 70 % adalah hipertensi ringan yang diabaikan
sehingga menjadi hipertensi berat.
4. 90 % hipertensi esensial.
Akibat
hipertensi:
1. Gangguan jantung
2. Gangguan mata
3. Gangguan Otak:
a. Trombose
b. Perdarahan diotak
4.
Gangguan ginjal
Tindakan
pengobatan
Beberapa syarat
sebaiknya yang mesti dipenuhi:
1. Menurunkan tekanan darah secara bertahap dan
aman
2. Mampu meurunkan tekanan darah secara
multifaktoral
3. Berkhasiat untuk semua tingkat hipertensi
4. Melindungi organ2 vital
5. Mendukung pengobatan penyakit penyerta misal
DM
6. Mengurangi faktor resiko Penyakit
kardiovaskuler dalam hal memperbaiki Left Ventrikel Hipertropi den mencegah
ateroskelerosis.
7. Mengurangi frekuensi sengan dan beratnya
angina
8. Memperbaiki fungsi ginjal dan menghambat
kerusakan ginjal lebih lanjut
9. Efek samping serendh mungkin
10. Membuat jantung bekerja lebih efisien
11. Melindungi jantung terhadap resiko infark
12. Tidak mengganggu gaya dan kualitas hidup
penderita misalnya ngantuk
Secara khusus
obat hipertensi dapat:
1. Mempunyai bioavailabilitas yang tinggi dan
konsisten sehingga efektifitasnya dapat diperkirakan.
2. Mempunyai waktu paruh yang panjang.
3. Smooth onset
of action dengan kadar puncak lemak setelah
6-12 jam untu mengurangi efek mendadak
seperti takikardi.
4. Dapat dipakai untuk jangka panjang.
5. Mampu meningkatkan sensitivitas jaringan
terhadap insulin.
6. Turut memperbaiki profil lemak misalnya penurunan
HDL.
7. Meningkatkan survival dengan menurunkan resiko
gagal tantung mengurangi serangan balik infark miocard.
Jenis-jenis obat
hipertensi:
1. Non farmakologi
a. Turunkan berat badan bagi yang obesitas
b. Pembatasan konsumsi garam dapur
c. Kurangi alikohol
d. Hentikan rokok
e. Olah raga teratur
f.
Diet rendah
lemak jenuh
g. Pemberian kalsium dalam bentuk makanan (sayur dan buah)
2. Obat
dari farmakokologi
a. Diuretik
b. B.bloker
c. Antagonis kalsium dll
Keberhasilan
pengobatan hipertensi dapat dilihat dari:
1. Penurunan tekanan darah
2. Penurunan kadar lemak dalam darah
3. Sensitivitas terhadp insulin meningkat
Ketiganya penting dalam rangka menghindarkan terjadinya
pembesaran jantung kiri.
Prognosis
Tergantung:
1. Etiologi hipertensi: hipertensi sekunder yang
ditemukan dini memiliki prognosis baik
2. Umur: umur muda mempunyai prognosis jelek
3. Jenis kelamin: wanita lebih mentolerir dp pria
4. Ras: Orang kulit hitam di Amerika memiliki prognosis jelek dp kulit
putih
5. Sifat hipertensi: tek darah yang bersifat
labil dan progresif prognosis kurang baik
6. Adanya komplikasi memperbrat prognosis
7. Ada tidak faktor lain misal DM memperberat
hipertensi.
EPIDEMIOLOGI ATEROSKELEROSIS
Definisi:
merupakan suatu keadaan dimana dinding pembuluh darah mengeras yang menyebabkan penyempitan
lumennya.
Terdiri dari:
1.
Arterioskelerosis
2.
Arterioloskelerosis
3.
Atheroma
Eteroma
terjadi karena penumpukan lemak yang makin lama makin banyak dilapisan endotel pembuluh darah. Jika
dinding pembuluh darah (lapisan endotel tersebut pecah karena suatu sebab maka
darah dari pembuluh nadi tersebut akan terjadi kontak dengan ateroma sehingga
terjadi gumpalan darah (trombus). Gumpalan darah tadi mula-mula hanya
mengandung sel darah yaitu tombosit, tetapi kemudian protein dalam darah yang
berupa fibrin mengikat tombosit pada dinding pembuluh darah tadi.
Ateroskelerosis
merupakan awal dari suatu penyakit yang
serius tergantung target organ yang terserang tetapi dapat dicegah. Proses
ateroskelerosis bisa proses normal karena proses degenerasi akibat ketuaan sehingga
pembuluh darah menjadi mengeras. Jadi upaya pencegahan merupakan upaya perlambatan
proses tersebut.
Target organ yang
terkena antara lain:
1. Infark miocard
2. Infark pada otak
3. Ganggren pada terutama pada kaki
4. Aneurisma aorta abdominalis
5. Hipertensi
Faktor yang
berhubungan proses terjadinya:
1. Faktor yang tidak dapat diintervensi
a. Riwayat keluarga
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Anatomi koronaria (percabangan dan kolateralnya)
e. Profil lipoprotein
f. Faktor metabolik
2. Faktor yang dapat diintervensi
a. Rokok
b. Hipertensi
c. Hiperkolesterolemia
d. Obesitas
e. Hiperglisemia (DM)
f. Faktor riwayat keluarga dengan iskemik jantung
3. Faktor perilaku
a. Kurang gerak badan
b. Stres
c. Jenis personality (tipe A dan tipe B)
No comments:
Post a Comment