Monday, June 5, 2023

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

  

Kinerja pada sektor publik melalui sistem dan pengukuran yang menjembati suatu keadaan yang dapat mengembangkan suatu pencapaian kinerja dan mengiringi laju perkembangan tolak ukur keuangan.

Tahap setelah operasionalisasi anggaran adalah pengukuran kinerja untuk menilai prestasi manager dan unit organisasi yang dipimpinnya.

 

A.          PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

         Landasan mengenai pengukuran kinerja organisasi mencapai batasan yang tak terhingga dan sesuai dengan target kinerja pada organisasi.

Organisasi sektor publik merupakan suatu landasan yang riil dkean nyata yang kompeten pada anggota masing–masing yang memiliki ilmu serta wawasan yang luas serta membantu keadaan serta kelayakan pada situsi tertentu.

Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manger public menilai pencapaian suatu strategi melaluui alat ukur finansial dan nonfinansial.

 

Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja

Secara umum, tujuan sistem pengukuran kinerja adalah:

1.     Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik,

2.     Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi,

3.     Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memonivasi untuk mencapai goal congruence, dan

4.     Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional.

 

Manfaat Pengukuran Kinerja

a.      Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen,

b.     Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan,

c.      Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja,

d.     Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara obyektif atas pencapaian prestasiyahng diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati,

e.      Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi,

f.      Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi

g.     Membantu memahami proses kegiatan instansni pemerintah, dan

h.     Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

  

B.  INFORMASI YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGUKURAN KINERJA

1.     Informasi Finansial

Penilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat.

Penilaian tersebut dilakukan dengan menganalisis varians (selisih atau perbedaan) antara kinerja actual dengan yang dianggarkan.

 

Analisis varians secara garis besar berfokus pada:

a.      Varians pendapatan (revenue variance)

b.     Varians pengeluaran (expenditure variance)

c.      Varians belanja rutin (recurrent expenditure variance)

d.     Varians belannja investasi/modal (capital expenditure variance)

 

2.     Informasi Nonfinansial

Informasi nonfinansial dapat dijadikan sebagai tolak ukur lainnya. Pengukuran dengan metode Balanced Scorecard melibatkan empat aspek, yaitu:

a.     Perspektif finansial (financial perspective)

b.     Persfektif kepuasan pelanggan (customer perspective)

c.      Perspektif efisiensi proses internal (internal process efficiency), dan

d.     Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective)

 

C.  PERANAN INDIKATOR KINERJA DALAM PENGUKURAN KINERJA

         Untuk melakukan pengukuran kinerja, variable kunci yang sudah teridentifikasi tersebut kemudian dikembangakkn menjadi indicator kinerja untuk unit kerja yang bersangkutan.

1.     Faktor Keberhasilan Utama adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area ini merefleksikan preferensi manajerial dengan memperhatikan variable–variable kunci finansial dan non finansial pada kondisi waktu tertentu.

2.     Indikator Kinerja Kunci merupakan sekumpulan indicator yang dapat diianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifaft finansial maupun nonfinansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis, indicator ini dapat digunakan dapat digunakan oleh manajer untuk mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.

3.     Pengembangan Indikator kinerja

Penggunaan indicator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu aktifitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif.

 

Penentuan indicator kinerja perlu mempertimbangkan komponen berikut:

a.   Biaya pelayanan (cost of service)

b.     Penggunaan (utilization)

c.      Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)

d.     Cakupan pelayanan (coverage); dan

e.      Kepuasan (satisfaction)

 

Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya biaya perunit pelayanan (panjang jalaln yang diperbaiki, jumlah ton sampah yang terangkut, biaya persiswa).

 

D.  INDIKATOR KINERJA DAN PENGUKURAN VALUE FOR MONEY

Value for Money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan saja, akan tetapi harus mempertimbangkan input, output dan outcome secara bersama–sama.

 

 

No comments: