Pendahuluan
Pada dasarnya peranan aktivitas bisnis adalah
menghasilkan output berupa barang atau jasa yang kemudian output dijual untuk
menghasilkan pendapatan dan akhirnya dari pendapatan akan dihasilkan
keuntungan. Menganalisis aktivitas bisnis suatu perusahaan merupakan langkah
awal untuk melihat adanya aktivitas-aktivitas bisnis perusahaan yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi keuangan perusahaan.
Secara umum ada tiga jenis aktivitas bisnis yang
berhubungan dengan fungsi keuangan suatu perusahaan yaitu aktivitas pendanaan (financing activities), aktivitas investasi
(investment activities), dan
aktivitas operasi (operating activities).
Ketiga aktivitas bisnis tersebut tentunya berimplikasi terhadap fungsi keuangan
perusahaan yang tertuang dalam laporan keuangan perusahaan.
Pada bagian ini akan dibahas tentang hubungan antar aktivitas bisnis perusahaan, hubungan antara aktivitas bisnis dengan laporan keuangan perusahaan, analisis aktivitas pendanaan perusahaan, analisis aktivitas investasi perusahaan, serta analisis aktivitas operasi perusahaan.
Kerangka Pembahasan
Hubungan antar Aktivitas Bisnis Perusahaan
Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab 1
bahwa pada dasarnya laporan keuangan menyajikan laporan tentang aktivitas
bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Aktivitas bisnis perusahaan yang
berimplikasi terhadap keuangan meliputi aktivitas pendanaan, aktivitas
investasi, dan aktivitas operasi. Secara ringkas, pengertian ketiga aktivitas
bisnis perusahaan ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Deskripsi singkat aktivitas bisnis perusahaan
No
|
Aktivitas Bisnis
|
Deskripsi
|
1
|
Aktivitas pendanaan
|
Aktivitas pendanaan dapat diartikan sebagai aktivitas yang
berfungsi untuk mencari sumber dana dan memperoleh pendanaan dalam rangka
membiayai investasi dan operasi perusahaan.
|
2
|
Aktivitas investasi
|
Aktivitas investasi dapat diartikan sebagai aktivitas yang
berfungsi untuk mengalokasikan dana dalam rangka memperoleh barang-barang
modal untuk kegiatan produksi/operasi yang kemudian menghasilkan output
berupa barang atau jasa pada aktivitas operasi.
|
No
|
Aktivitas Bisnis
|
Deskripsi
|
3
|
Aktivitas operasi
|
Aktivitas operasi dapat diartikan sebagai aktivitas yang berfungsi
untuk menghasilkan output berupa barang atau jasa yang kemudian menjual
output untuk menghasilkan pendapatan, dan akhirnya dari pendapatan akan
dihasilkan laba setelah diperhitungkan seluruh biaya. Hasil operasi ini
kemudian dapat digunakan untuk aktivitas pendanaan dan investasi.
|
Berdasarkan Tabel 3.1
di atas menunjukkan bahwa ketiga aktivitas bisnis yang dijalankan perusahaan
memiliki hubungan satu sama lain sehingga merupakan suatu sistem. Hubungan
ketiga aktivitas bisnis ini jika dikaitkan dengan implikasi keuangan dapat
dibedakan berdasarkan dua sudut pandang yaitu sudut pandang perencanaan dan
sudut pandang implementasi. Perbedaan ini sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
3.1 dan Gambar 3.2.
Gambar 3.1. Hubungan antar
aktivitas bisnis perusahaan berdasarkan sudut pandang perencanaan
Berdasarkan Gambar 3.1 di atas menunjukkan
bahwa apabila dipandang dari aspek perencanaan maka terlebih dahulu yang
direncanakan adalah aktivitas operasi. Ini mencakup beberapa pertanyaan tentang
barang/jasa apa dan berapa unit yang akan diproduksi, dari mana mendapatkan
bahan baku dan sumber daya lainnya, bagaimana cara memproduksinya, kemana
barang/jasa dipasarkan, dll.? Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan ini, maka
selanjutnya ditentukan aktivitas investasi. Ini mencakup beberapa pertanyaan
antara lain jenis barang modal apa yang diperlukan, berapa dana yang diperlukan
untuk pengeluaran modal? Dan akhirnya, berdasarkan pertanyaan-pertanyaan ini,
ditentukan aktivitas pendanaan. Ini mencakup beberapa pertanyaan antara lain
dari mana sumber dana yang akan digunakan, jenis sumber dana apa yang akan
digunakan?
Gambar 3.2. Hubungan antar
aktivitas bisnis perusahaan berdasarkan sudut pandang implementasi
Berdasarkan Gambar 3.2 di atas menunjukkan
bahwa apabila dipandang dari aspek implenetasi maka terlebih dahulu yang
ditangani adalah aktivitas pendanaan., dimana perusahaan sudah menyediakan dana
untuk aktivitas investasi. Kemudian, selanjutnya menangani aktivitas investasi,
dimana dana yang tersedia dialokasikan untuk mendapatkan barang modal. Dan
akhirnya, menangani aktivitas operasi, dimana berdasarkan ketersediaan barang
modal dan sumber daya lainnya dilakukan aktivitas operasi, seperti aktivitas
produksi, penjualan, dan aktivitas administrasi. Dari hasil operasi selanjutnya
dapat digunakan untuk aktivitas pendanaan bagi perusahaan.
Analisis laporan keuangan yang didasarkan
pada analisis bisnis perusahaan. pada akhirnya akan ditindaklanjuti oleh
manajemen dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis yang relevan untuk
memperbaiki keadaan keuangan perusahaan. Keputusan-keputusan bisnis (business decisions) yang diambil oleh
para manajer meliputi:
1.
Keputusan investasi (investment decision) yang merupakan
penanaman sumber daya.
2. Keputusan operasi (operating decision) yang merupakan pengoperasian bisnis dengan
menggunakan sumber daya tersebut.
3.
Keputusan Pendanaan (financing decision) yang merupakan
bauran pendanaan atas sumber daya tersebut.
Secara grafis hubungan ketiga keputusan
bisnis tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3.
Hubungan antara keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan operasi
perusahaan
Keputusan bisnis merupakan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen
sebagai bentuk implementasi dari rencana
yang telah dibuat. Keputusan bisnis yang diambil oleh manajemen diharapkan
merupakan keputusan terbaik bagi perusahaan sehingga dapat menciptakan nilai (value) bagi perusahaan. Proses
menciptakan nilai dalam suatu perusahaan menurut Helfert (2000) ditunjukkan
pada Gambar 3.4.
Gambar
3.4. Proses penciptaan nilai dalam perusahaan
Perusahaan
sebagai suatu institusi bisnis tentu memiliki sistem bisnis (business system). Helfert (2000)
mengemukakan suatu kerangka sistem bisnis dalam suatu perusahaan ditunjukkan
pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5. Sistem bisnis suatu
perusahaan
Gambar 3.5 di atas menunjukkan suatu sistem bisnis dalam
perusahaan dan implikasinya terhadap aspek keuangan perusahaan. Berdasarkan gambar
ini menunjukkan adanya mekanisme aktivitas bisnis sebagaimana ditunjukkan
sebagai berikut:
1. Aktivitas bisnis perusahaan
diawali dari aktivitas investasi, dimana adanya investasi baru yang kemudian
menjadi dasar investasi. Implikasi terhadap aspek keuangan perusahaan adalah
adanya penyusutan dan divestasi.
2.
Berdasarkan aktivitas investasi
kemudian dilanjutkan ke aktivitas operasi, dimana ditetapkannya volume produksi
dan harga jual output hasil produksi. Implikasinya terhadap aspek keuangan
perusahaan adalah adanya pendapatan dan biaya-biaya.
3. Berdasarkan aktivitas operasi
kemudian dilanjutkan ke aktivitas pendanaan, dimana ditetapkannya laba operasi
yang kemudian dialokasikan untuk pembayaran bunga pinjaman dan dividen.
Implikasinya terhadap keuangan perusahaan adalah adanya laba ditahan untuk
menambah ekuitas saham biasa yang kemudian menjadi pendanaan potensial bagi
perusahaan bersama dengan hutang jangka panjang.
4. Berdasarkan aktivitas pendanaan
ini kemudian kembali lagi ke aktivitas investasi, dimana laba ditahan sebagai
komponen ekuitas bersama dengan pinjaman jangka panjang akan menjadi pendanaan
bagi aktivitas investasi berikutnya.
Hubungan antara Aktivitas Bisnis dengan Laporan Keuangan
Sebagaimana telah dikemukakan
di atas bahwa aktivitas bisnis suatu perusahaan meliputi aktivitas: pendanaan,
investasi, dan operasi dimana ketiga aktivitas ini memiliki hubungan satu sama
lain seperti secara grafis ditunjukkan pada Gambar 3.2 di atas. Selanjutnya,
juga telah dijelaskan bahwa ketiga aktivitas bisnis tercermin dalam laporan
keuangan. Oleh karena itu, terdapat hubungan antara aktivitas bisnis dengan
laporan keuangan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Berdasarkan Gambar 3.6 di
bawah menunjukkan bahwa aktivitas pendanaan tercermin pada neraca bagian kewajiban
dan ekuitas; kemudian aktivitas investasi tercermin pada neraca bagian aktiva;
sedangkan aktivitas operasi tercermin pada laporan laba rugi perusahaan.
Gambar 3.6. Hubungan antara
aktivitas bisnis dengan laporan keuangan
Analisis
Aktivitas Pendanaan
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa aktivitas
pendanaan perusahaan merupakan aktivitas yang berkaitan dengan perolehan dana
untuk membiayai aktivitas investasi perusahaan. Oleh karena itu, analisis
aktivitas pendanaan akan difokuskan pada analisis terhadap komponen-komponen
pembentuk struktur pendanaan dalam arti sempit disebut struktur modal.
Eksistensi analisis terhadap aktivitas pendanaan
perusahaan merupakan suatu tindakan yang sangat penting bagi perusahaan karena
masalah pendanaan merupakan masalah yang strategis bagi perusahaan. Oleh karena
itu, keputusan pendanaan bagi manajemen merupakan keputusan yang strategis
karena berimplikasi jangka panjang bagi perusahaan.
Keputusan pendanaan dalam perusahaan menimbulkan berbagai
konsekuensi finansial bagi perusahaan, baik berupa beban finansial atau
kewajiban finansial, seperti adanya beban operasi, beban bunga, pengembalian
atas pinjaman, beban dividen; maupun konsekuensi non finansial berupa beban
psikologis. Tentu hal ini akan menimbulkan dampak pada perusahaan, baik dampak
jangka pendek maupun dampak jangka panjang. Dampak jangka pendek dapat
mempengaruhi kegiatan operasi, dan perolehan laba, maupun arus kas bagi
perusahaan. Sedangkan dampak jangka panjang dapat mempengaruhi keberlanjutan
(sustainabilitas) operasi perusahaan. Kesalahan dalam mengambil keputusan
pendanaan dapat menimbulkan kesulitan keuangan (financial distress) bagi perusahaan, baik berkaitan dengan
likuiditas maupun solvabilitas. Oleh karena itu, keputusan pendanaan
membutuhkan pertimbangan yang akurat bagi manajemen sebagai pengambil
keputusan.
Keputusan pendanaan perusahaan berkaitan dengan
pemilihan jenis pendanaan dan sumbernya. Secara garis besar, ada tiga jenis
pendanaan bagi perusahaan yaitu:
1.
Pendanaan hutang
Pendanaan
hutang (debt
financing) disebut juga kewajiban bagi perusahaan yang dibangun melalui
transaksi pinjam-meminjam. Oleh karena itu, pembentukan pendanaan hutang
melibatkan berbagai pihak antara lain pihak pertama adalah perusahaan sebagai
peminjam (debitur), pihak kedua sebagai pemberi pinjaman (kreditur), serta
pihak ketiga sebagai penjamin.
Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa kewajiban
merupakan kewajiban pendanaan yang membutuhkan pembayaran di masa yang akan
datang, baik berupa uang, jasa, atau aktiva lain. Kewajiban dapat berupa
kewajiban pembiayaan dan kewajiban operasi. Kewajiban pembiayaan (financing liabilities) adalah seluruh
bentuk pendanaan kredit, seperti hutang bank dan obligasi jangka panjang,
pinjaman jangka pendek, dan leasing. Jenis
pendanaan ini tergolong pendanaan yang berisiko tinggi bagi pengguna dana karena
adanya beban tetap yang harus ditanggung oleh pengguna dana. Sedangkan
kewajiban operasi (operating liabilities)
merupakan kewajiban yang timbul dari kegiatan operasi, seperti kreditor
perdagangan. Kewajiban bagi perusahaan meliputi kewajiban lancar dan kewajiban
tidak lancar.
1)
Kewajiban lancar
Kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek merupakan
kewajiban yang pelunasannya memerlukan penggunaan aktiva lancar atau munculnya
kewajiban lancar lainnya. Periode yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
lancar adalah maksimum satu tahun. Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis
pertama timbul dari aktivitas operasi yang meliputi hutang pajak, pendapatan
diterima dimuka, uang muka, hutang usaha, dan akrual beban operasi lainnya.
Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan yang meliputi
pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun.
2)
Kewajiban tidak lancar
Kewajiban tidak lancar atau kewajiban jangka panjang
merupakan kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu lebih satu tahun atau lebih satu
siklus operasi. Kewajiban ini meliputi hutang bank jangka panjang, dan obligasi.
Oleh karena kewajiban merupakan klaim terhadap
perusahaan, maka diperlukan keyakinan bahwa perusahaan telah mencatatnya dengan
tepat. Pencatatan ini
meliputi pengungkapan jumlah dan tanggal jatuh tempo, termasuk kondisi,
halangan, dan batasan yang diberlakukan pada perusahaan.
Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kewajiban adalah:
Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kewajiban adalah:
1) Syarat (termin) hutang, seperti
maturitas (jatuh tempo), tingkat suku bunga, pola pembayaran, dan jumlahnya.
2)
Pembatasan atas penyebaran
sumber daya dan pengejaran aktivitas bisnis.
3)
Kemampuan dan fleksibilitas
dalam mengejar pendanaan lebih lanjut.
4)
Kewajiban bagi modal kerja,
hutang terhadap ekuitas, dan bentuk-bentuk keuangan lainnya.
5)
Larangan atas pengeluaran
seperti dividen.
Untuk menjelaskan analisis kewajiban ini, sebagai
ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Analisis kewajiban PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan tahun 2009
U
r a i a n
|
Nilai
(Rp juta)
|
Keterangan
|
Kewajiban lancar:
|
||
Pinjaman bank
jangka pendek
|
31.200
|
Kewajiban pendanaan
|
Hutang usaha:
-
Pihak
ketiga
-
Pihak
yang mempunyai hubungan istimewa
|
3.842.143
322.173
|
Kewajiban operasi
Kewajiban operasi
|
Hutang lain-lain
– pihak ketiga
|
100.012
|
Kewajiban operasi
|
Hutang pajak
|
541.435
|
Kewajiban operasi
|
Beban yang masih
harus dibayar
|
664.172
|
Kewajiban operasi
|
Uang muka
pelanggan
|
210.143
|
Kewajiban operasi
|
Pendapatan
tangguhan
|
124.482
|
Kewajiban operasi
|
Kewajiban
diestimasi
|
52.690
|
Kewajiban operasi
|
Bagian jangka
pendek dari hutang jangka panjang:
-
Pinjaman
bank
-
Sewa
pembiayaan
-
Pinjaman-pinjaman
lain
|
869.478
212.979
255.059
|
Kewajiban pendanaan
Kewajiban pendanaan
Kewajiban pendanaan
|
Jumlah kewajiban lancar
|
7.225.966
|
|
Kewajiban Tidak Lancar:
|
||
Kewajiban
lain-lain
|
34.603
|
Kewajiban operasi
|
Kewajiban pajak
tangguhan
|
497.932
|
Kewajiban operasi
|
Kewajiban
diestimasi
|
295.159
|
Kewajiban operasi
|
U
r a i a n
|
Nilai
(Rp juta)
|
Keterangan
|
Hutang jangka
panjang, setelah dikurangi bagian jangka pendek:
-
Pinjaman
bank
-
Sewa
pembiayaan
-
Pihak
yang mempunyai hubungan istimewa
-
Pinjaman-pinjaman
lain
|
1.433.242
363.689
32.766
570.391
|
Kewajiban pendanaan
Kewajiban pendanaan
Kewajiban pendanaan
Kewajiban pendanaan
|
Jumlah kewajiban tidak lancar
|
3.227.782
|
|
Jumlah kewajiban
|
10.453.748
|
Sumber: Lampiran 1. Neraca
PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas menunjukkan bahwa pada
tahun 2009, keputusan pendanaan hutang yang diambil oleh manajemen PT United
Tractors Tbk dan Anak Perusahaan meliputi:
1) Kewajiban lancar sebanyak 12
komponen senilai Rp 7.225.966.000.000,00 yang terdiri dari empat komponen
sebagai kewajiban pendanaan senilai 18,94% dari kewajiban lancar serta delapan
komponen sebagai kewajiban operasi senilai 81,06% dari kewajiban lancar. Ini
mengindikasikan bahwa pendanaan jangka pendek perusahaan lebih didominasi oleh
pendanaan yang tidak memiliki beban finansial berupa bunga.
2) Kewajiban tidak lancar sebanyak
tujuh komponen dengan nilai Rp 3.227.782.000.000,00 yang terdiri dari empat
komponen sebagai kewajiban pendanaan senilai 74,36% dari kewajiban tidak lancar
serta tiga komponen sebagai kewajiban operasi senilai 25,64% dari kewajiban
tidak lancar. Ini mengindikasikan bahwa pendanaan jangka panjang perusahaan
lebih didominasi oleh pendanaan yang memiliki beban finansial berupa bunga.
3) Keseluruhan pendanaan hutang perusahaan
terdiri dari 19 komponen pendanaan senilai Rp 10.453.748.000.000,00 yang
meliputi 12 komponen pendanaan jangka pendek senilai 69,12% dari keseluruhan
nilai pendanaan dan tujuh komponen pendanaan jangka panjang senilai 30,88% dari
keseluruhan nilai pendanaan. Ini mengindikasikan bahwa pendanaan hutang
perusahaan lebih dominan memiliki masa jatuh tempo satu tahun. Ini juga
mengindikasikan kebijakan pendanaan yang ketat.
2.
Pendanaan ekuitas
Pendanaan ekuitas (equity
financing) biasa juga disebut pendanaan dari pemilik atau pemegang saham. Pendanaan
ekuitas merupakan jenis pendanaan jangka panjang bagi perusahaan. Secara umum,
pendanaan ekuitas terdiri atas saham biasa, saham preferen, laba ditahan, dan ekuitas
lainnya. Pendanaan ekuitas juga dapat dibentuk dari beberapa komponen, seperti
setoran pemegang saham, penyesuaian nilai, dan laba perusahaan. Penggunaan atas
pendanaan ekuitas menimbulkan beban finansial berupa dividen. Pendanaan ekuitas
tergolong jenis pendanaan yang berisiko rendah karena tidak adanya beban tetap
yang harus ditanggung oleh pengguna dana kecuali saham preferen. Namun, nilai
saham preferen biasanya relatif kecil.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis
pendanaan ekuitas adalah:
1)
Harga pasar saham di pasar
modal sebagai sinyal respon investor
2)
Pengembalian saham oleh
investor
Untuk menjelaskan analisis ekuitas ini, sebagai
ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Analisis ekuitas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
tahun 2009
U
r a i a n
|
Nilai
(Rp juta)
|
Modal saham
|
831.720
|
Tambahan modal
disetor
|
3.781.563
|
Selisih kurs
dari penjabaran laporan keuangan
|
135.504
|
Selisih
transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
|
132.981
|
Akumulasi
penyesuaian nilai wajar investasi
|
65.691
|
Saldo laba:
-
Telah
ditentukan penggunaannya
-
Belum
ditentukan penggunaannya
|
166.344
8.729.907
|
Jumlah ekuitas
|
13.843.710
|
Sumber: Lampiran 1. Neraca
PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas menunjukkan bahwa pada
tahun 2009, keputusan pendanaan ekuitas PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan meliputi tujuh komponen. Dari ketujuh komponen ini dapat
dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Pendanaan ekuitas yang
bersumber dari setoran pemegang saham senilai Rp 4.613.283.000.000,00 atau
33,32% dari nilai ekuitas keseluruhan.
2) Pendanaan ekuitas yang
bersumber dari re-evaluasi atau penyesuaian senilai Rp 334.176.000.000,00 atau
2,42% dari nilai ekuitas keseluruhan.
3) Pendanaan ekuitas yang
bersumber dari laba perusahaan senilai Rp 8.896.251.000.000,00 atau 64,26% dari
nilai ekuitas keseluruhan.
Ini mengindikasikan bahwa pendanaan ekuitas PT United Tractors Tbk
dan Anak Perusahaan pada tahun 2009 dominan bersumber dari laba perusahaan.
3.
Pendanaan lain
Selain pendanaan hutang dan pendanaan ekuitas, biasanya
perusahaan juga memiliki jenis pendanaan lain, seperti hak minoritas. Pendanaan
dari hak minoritas merupakan dana yang milik anak perusahaan yang ditempatkan
pada perusahaan induk. Sebagai
ilustrasi, digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan. Berdasarkan data diketahui bahwa pada tahun 2009, PT United
Tractors Tbk dan Anak Perusahaan menggunakan dana hak minoritas senilai Rp
107.370.000.000,00 atau 0,44% dari keseluruhan pendanaan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
secara keseluruhan pendanaan yang digunakan oleh PT United Tractors Tbk dan
Anak Perusahaan pada tahun 2009 meliputi: pendanaan hutang sebesar 43%,
pendanaan ekuitas sebesar 57%, dan hak minoritas sebesar 0%. Secara ringkas
ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Analisis common-size pendanaan PT United Tractors
Tbk dan Anak Perusahaan Tahun 2009
Gambar 3.7 di atas mengindikasikan bahwa pada tahun
2009, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan menggunakan pendanaan yang
dominan berisiko rendah.
Analisis Aktivitas Investasi
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa aktivitas
investasi perusahaan merupakan aktivitas yang berkaitan dengan pengalokasian
dana untuk membiayai aktiva (investasi) perusahaan. Oleh karena itu, analisis
aktivitas investasi akan difokuskan pada analisis terhadap komponen-komponen
pembentuk struktur aktiva perusahaan. Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa
aktiva merupakan sumber daya yang dikendalikan oleh suatu perusahaan dengan
tujuan untuk menghasilkan laba.
Eksistensi analisis terhadap aktivitas investasi
perusahaan merupakan suatu tindakan yang sangat penting bagi perusahaan karena
masalah investasi merupakan masalah yang strategis bagi perusahaan. Oleh karena
itu, keputusan investasi bagi manajemen merupakan keputusan yang strategis
karena berimplikasi jangka panjang bagi perusahaan.
Keputusan investasi dalam perusahaan akan berimplikasi
terhadap aktivitas operasi perusahaan. Tentu hal ini akan menimbulkan dampak
pada perusahaan, baik dampak jangka pendek maupun dampak jangka panjang. Dampak
jangka pendek dapat mempengaruhi kegiatan operasi, dan perolehan laba bagi
perusahaan. Sedangkan dampak jangka panjang dapat mempengaruhi keberlanjutan
(sustainabilitas) operasi perusahaan. Kesalahan dalam mengambil keputusan investasi
dapat mengganggu keberlanjutan operasi perusahaan. Oleh karena itu, keputusan
investasi membutuhkan pertimbangan yang akurat bagi manajemen sebagai pengambil
keputusan.
Keputusan investasi perusahaan berkaitan dengan
pemilihan jenis aktiva. Apabila dipandang dari kompetensi perusahaan maka jenis
investasi (aktiva) ada dua yaitu:
1.
Investasi (aktiva) yang
berkaitan langsung dengan bisnis inti (core
business) suatu perusahaan. Aktiva ini secara langsung digunakan dalam
operasi perusahaan, misalnya kas, piutang, persediaan, peralatan, dll.
2.
Investasi (aktiva) yang tidak
berkaitan dengan bisnis inti (core
business) suatu perusahaan. Aktiva ini tidak digunakan dalam operasi
perusahaan, misalnya investasi pada sekuritas jangka pendek, deposito bank
(komitmen investasi), investasi pada sekuritas jangka panjang, dll. Berbagai
pertimbangan yang mendasari keputusan investasi ini antara lain adalah: (1)
adanya dana menganggur, (2) adanya peluang investasi yang bersifat
menguntungkan, dan (3) adanya upaya untuk meminimalisir risiko (portofolio).
Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa aktiva
dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu: aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
Aktiva lancar merupakan sumber daya yang dengan mudah dialihkan menjadi kas
dalam siklus operasi perusahaan, seperti kas dan setara kas, piutang,
persediaan, dan biaya dibayar dimuka. Aktiva tidak lancar merupakan sumber daya yang diperkirakan memberikan
manfaat bagi perusahaan melebihi periode berjalan, seperti peralatan, bangunan,
investasi jangka panjang, dll. Selanjutnya, untuk kepentingan analisis, aktiva
juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) aktiva finansial (financial assets), seperti surat-surat
berharga, dan berbagai aktiva non operasi lainnya, dan (2) aktiva operasi (operating assets), seperti kas,
persediaan, piutang, peralatan, bangunan, dll.
1.
Aktiva Lancar
Pada dasarnya, aktiva
lancar (current assets) merupakan
investasi jangka pendek bagi perusahaan. Investasi ini akan jatuh tempo dalam
satu siklus operasi perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan dalam
satu siklus operasi perusahaan. Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa
siklus operasi perusahaan merupakan sejumlah waktu mulai dari kas untuk membeli
sampai pengumpulan kas sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa. Hal ini
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8.
Siklus operasi perusahaan
Aktiva lancar juga berkaitan dengan modal kerja. Apabila
menggunakan konsep modal kerja bruto maka besarnya modal kerja suatu perusahaan
adalah sebesar aktiva lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Sedangkan
apabila menggunakan konsep modal kerja netto maka besarnya modal kerja suatu
perusahaan adalah selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar
perusahaan tersebut.
Komponen utama aktiva lancar suatu perusahaan meliputi:
kas dan setara kas, piutang, dan persediaan. Sehubungan dengan analisis terhadap
aktiva lancar, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan ditunjukkan pada Tabel
3.4.
Tabel 3.4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan analisis aktiva lancar perusahaan
No
|
Aktiva Lancar
|
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
|
1
|
Kas dan setara kas
|
Ketersediaan kas dan setara kas
|
2
|
Piutang
|
Periode penagihan dan risiko penagihan
|
3
|
Persediaan
|
Periode penyimpanan dan risiko penyimpanan
|
2.
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar (incurrent
assets) biasa juga disebut sebagai aktiva jangka panjang. Pada dasarnya,
aktiva tidak lancar merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan.
Investasi ini masa jatuh tempo lebih dari satu kali siklus operasi perusahaan.
Aktiva tidak lancar suatu perusahaan meliputi: aktiva tetap, seperti tanah dan
bangunan, peralatan, kendaraan, dll. Sehubungan dengan keperluan analisis, maka
beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada aktiva tidak lancar adalah:
1)
Kapitalisasi
2)
Penyusutan dan amortisasi
3)
Nilai sisa
Untuk menjelaskan analisis aktivitas investasi
perusahaan, maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors
Tbk dan Anak Perusahaan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Analisis aktivitas investasi PT United
Tractors Tbk dan Anak Perusahaan Tahun 2009
Aktiva
Lancar
|
Nilai
(Rp juta)
|
Keterangan
|
Aktiva lancar:
|
||
Kas dan setara kas
|
2.769.187
|
Aktiva operasi
|
Piutang usaha:
-
Pihak
ketiga
-
Pihak
yang mempunyai hubungan istimewa
|
4.419.648
42.958
|
Aktiva operasi
Aktiva operasi
|
Aktiva
Lancar
|
Nilai
(Rp juta)
|
Keterangan
|
Piutang lain-lain – pihak ketiga
|
86.960
|
Aktiva operasi
|
Persediaan
|
3.966.358
|
Aktiva operasi
|
Pajak dibayar dimuka
|
506.224
|
Aktiva operasi
|
Uang muka dan pembayaran dimuka
|
177.666
|
Aktiva operasi
|
Jumlah aktiva lancar
|
11.969.001
|
|
Aktiva tidak lancar:
|
||
Kas dan deposito berjangka
|
7.057
|
Aktiva finansial
|
Piutang lain-lain – pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
|
75.986
|
Aktiva operasi
|
Aset pajak tangguhan
|
32.367
|
Aktiva operasi
|
Investasi jangka panjang
|
306.292
|
Aktiva finansial
|
Aset tetap
|
11.835.726
|
Aktiva operasi
|
Properti investasi
|
22.291
|
Aktiva operasi
|
Biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan
|
88.894
|
Aktiva operasi
|
Beban tangguhan
|
67.214
|
Aktiva operasi
|
Jumlah aktiva tidak lancar
|
12.435.827
|
|
Jumlah aktiva
|
24.404.828
|
Sumber: Lampiran 1. Neraca PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Berdasarkan Tabel 3.5 di atas menunjukkan bahwa pada
tahun 2009, keputusan investasi yang diambil oleh manajemen PT United Tractors
Tbk dan Anak Perusahaan meliputi:
1) Aktiva lancar sebanyak tujuh
komponen senilai Rp11.969.001.000.000,00 yang seluruhnya merupakan aktiva
operasi senilai 100% dari aktiva lancar. Ini mengindikasikan bahwa investasi
jangka pendek perusahaan seluruhnya merupakan aktiva yang secara langsung
mendukung operasi perusahaan.
2) Aktiva tidak lancar sebanyak delapan
komponen dengan nilai Rp12.435.827.000.000,00 yang terdiri dari dua komponen
sebagai aktiva finansial senilai 2,52% dari keseluruhan aktiva tidak lancar
serta enam komponen sebagai aktiva operasi senilai 97,48% dari keseluruhan
aktiva tidak lancar. Ini mengindikasikan bahwa investasi jangka panjang perusahaan
lebih didominasi oleh aktiva yang mendukung secara langsung aktivitas operasi
perusahaan.
3) Keseluruhan aktivitas investasi
perusahaan terdiri dari 15 komponen investasi senilai Rp 24.404.828.000.000,00 yang
meliputi tujuh komponen investasi jangka pendek senilai 49% dari keseluruhan
nilai investasi dan delapan komponen investasi jangka panjang senilai 51% dari
keseluruhan nilai investasi. Ini mengindikasikan bahwa aktivitas investasi
perusahaan relatif sama antara yang memiliki masa jatuh tempo satu tahun dan
yang lebih dari satu tahun. Secara ringkas ditunjukkan pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9. Analisis common-size aktivitas investasi PT
United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009
Gambar 3.9 di atas mengindikasikan bahwa pada tahun
2009, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan menggunakan pendanaan yang
dominan berisiko rendah.
Analisis Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi (operating
activities) merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan output berupa
barang atau jasa yang kemudian menjualnya untuk menghasilkan pendapatan, dan
akhirnya dari pendapatan akan dihasilkan laba setelah memperhitungkan
biaya-biaya dan beban-beban. Oleh karena itu, analisis aktivitas operasi akan
difokuskan pada analisis terhadap laba rugi dan komponen-komponen pembentuknya,
seperti pendapatan dan biaya-biaya atau beban.
Laba merupakan selisih antara pendapatan bersih
dikurangi biaya-biaya dan beban-beban. Menurut Subramanyam dan Wild (2009)
bahwa konsep laba ada dua yaitu laba ekonomi (economic income) dan laba permanen (permanent income). Laba ekonomi mengukur perubahan bersih
kemakmuran para pemegang saham selama satu periode dan secara khusus sama
dengan arus kas periode tersebut ditambah perubahan nilai sekarang atas
ekspektasi arus kas yang akan datang. Sedangkan laba permanen adalah suatu
estimasi terhadap rata-rata laba yang diperkirakan akan dihasilkan seumur
hidupnya.
1.
Analisis Pendapatan
Pendapatan (revenue)
merupakan hasil penjualan barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan.
Pendapatan ini disebut sebagai pendapatan operasi atau pendapatan usaha. Di
samping pendapatan usaha, perusahaan juga dapat memperoleh pendapatan lain yang
bersumber aktivitas non operasi, seperti hasil investasi pada pasar keuangan,
hasil penjualan properti perusahaan, dsb.
Sejalan dengan analisis pendapatan maka faktor-faktor
yang perlu menjadi perhatian bagi para analis adalah:
1)
Jenis-jenis pendapatan yang
dimiliki perusahaan
2)
Fluktuasi pendapatan yang
menggambarkan stabilitas pendapatan perusahaan.
2.
Analisis biaya dan beban
Biaya dan beban (costs/expenses)
merupakan pengeluaran yang terjadi dalam perusahaan sehubungan dengan aktivitas
operasi dan aktivitas non operasi. Biaya dan beban meliputi: harga pokok
penjualan bagi perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa/dagang), seperti biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead (biaya tidak langsung); beban-beban operasi, seperti beban
penjualan, beban administrasi dan umum; serta beban-beban lain, seperti beban
pendanaan dan beban pajak.
Untuk menjelaskan analisis aktivitas operasi perusahaan,
maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak
Perusahaan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Analisis aktivitas operasi PT United Tractors
Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009
U r a i a n
|
Nilai
(Rp juta)
|
Analisis Common-size (%)
|
Pendapatan bersih
|
29.241.883
|
100
|
Beban pokok pendapatan
|
(22.570.824)
|
77
|
Laba
kotor
|
6.671.059
|
23
|
Beban usaha:
Beban penjualan
Beban umum dan adminisitrasi
|
(272.315)
(1.230.000)
|
1
4
|
Jumlah beban usaha
|
(1.502.315)
|
5
|
Laba
usaha
|
5.168.744
|
18
|
Penghasilan/(beban) lain-lain
|
266.390
|
1
|
Bagian laba bersih perusahaan asosiasi
|
9.104
|
0
|
Laba
sebelum pajak penghasilan
|
5.444.238
|
19
|
Beban pajak penghasilan
|
(1.594.543)
|
5
|
Laba
sebelum hak minoritas
|
3.849.595
|
13
|
Hak minoritas
|
(32.154)
|
0
|
Laba
bersih
|
3.817.541
|
13
|
Sumber: Lampiran 1. Laporan
laba rugi PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
Tabel 3.6 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, PT
United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan menghasilkan pendapatan usaha bersih
senilai Rp 29.241.883.000.000,00. Dari pendapatan ini dihasilkan laba kotor
sebesar 23%, laba usaha sebesar 18%, laba sebelum pajak penghasilan sebesar
19%, laba sebelum hak minoritas sebesar 13%, serta laba bersih juga sebesar
13%.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas mengindikasikan
bahwa besarnya beban pokok penjualan cukup signifikan mempengaruhi laba kotor;
sementara beban usaha tidak cukup signifikan mempengaruhi laba usaha; laba
sebelum pajak penghasilan lebih besar dari laba usaha karena pendapatan non
operasi bersih mengalami surplus.
Selanjutnya, analisis terhadap struktur biaya dan beban
keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun 2009 ditunjukkan
pada Gambar 3.10.
Gambar
3.10. Analisis struktur biaya dan beban keuangan PT United Tractors Tbk dan
Anak Perusahaan
Gambar 3.10 di atas
menunjukkan bahwa pada tahun 2009, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
mengeluarkan beban pokok pendapatan sebesar 87% dari keseluruhan biaya dan
beban, beban usaha dan beban pajak penghasilan masing-masing 6%, beban bunga
dan keuangan sebesar 1%, dan hak minoritas besarnya tidak signifikan. Ini
mengindikasikan bahwa pengeluaran terbesar untuk aktivitas operasi adalah untuk
kegiatan produksi/operasi.
Ringkasan
Aktivitas bisnis perusahaan
merupakan aktivitas utama yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
menghasilkan suatu produk barang atau jasa yang kemudian menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan. Secara umum, terdapat tiga jenis aktivitas bisnis
perusahaan yang berimplikasi terhadap laporan keuangan perusahaan, yaitu
aktivitas pendanaan, aktivitas investasi, dan aktivitas operasi. Ketiga
aktivitas bisnis perusahaan ini saling terkait satu sama lain dan juga
berkaitan erat dengan laporan keuangan perusahaan.
Analisis terhadap
aktivitas bisnis perusahaan diperlukan dalam rangka mengetahui kondisi keuangan
perusahaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan bagi manajemen perusahaan
dan para stakeholder yang lain. Analisis terhadap aktivitas pendanaan
difokuskan pada pemilihan jenis dan struktur pendanaan atau struktur modal,
yang meliputi kewajiban (hutang lancar dan hutang tidak lancar), ekuitas, serta
pendanaan lainnya. Analisis terhadap aktivitas investasi difokuskan pada
pemilihan jenis investasi atau aktiva, yang meliputi aktiva lancar (aktiva
jangka pendek) dan aktiva tidak lancar (aktiva jangka panjang). Analisis
terhadap aktivitas operasi difokuskan pada laba atau rugi dan faktor-faktor
pembentuk laba atau rugi, yang meliputi pendapatan, dan biaya-biaya serta
beban-beban.
1 comment:
Ka mau tanya 107.370.000 di dapat dari mana ya?
Post a Comment