Saturday, November 26, 2016

ANALISIS AKTIVITAS BISNIS PERUSAHAAN

  
Pendahuluan
Pada dasarnya peranan aktivitas bisnis adalah menghasilkan output berupa barang atau jasa yang kemudian output dijual untuk menghasilkan pendapatan dan akhirnya dari pendapatan akan dihasilkan keuntungan. Menganalisis aktivitas bisnis suatu perusahaan merupakan langkah awal untuk melihat adanya aktivitas-aktivitas bisnis perusahaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi keuangan perusahaan.

Secara umum ada tiga jenis aktivitas bisnis yang berhubungan dengan fungsi keuangan suatu perusahaan yaitu aktivitas pendanaan (financing activities), aktivitas investasi (investment activities), dan aktivitas operasi (operating activities). Ketiga aktivitas bisnis tersebut tentunya berimplikasi terhadap fungsi keuangan perusahaan yang tertuang dalam laporan keuangan perusahaan.

Pada bagian ini akan dibahas tentang hubungan antar aktivitas bisnis perusahaan, hubungan antara aktivitas bisnis dengan laporan keuangan perusahaan, analisis aktivitas pendanaan perusahaan, analisis aktivitas investasi perusahaan, serta analisis aktivitas operasi perusahaan.

Kerangka Pembahasan

Hubungan antar Aktivitas Bisnis Perusahaan
Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab 1 bahwa pada dasarnya laporan keuangan menyajikan laporan tentang aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Aktivitas bisnis perusahaan yang berimplikasi terhadap keuangan meliputi aktivitas pendanaan, aktivitas investasi, dan aktivitas operasi. Secara ringkas, pengertian ketiga aktivitas bisnis perusahaan ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Deskripsi singkat aktivitas bisnis perusahaan
No
Aktivitas Bisnis
Deskripsi
1
Aktivitas pendanaan
Aktivitas pendanaan dapat diartikan sebagai aktivitas yang berfungsi untuk mencari sumber dana dan memperoleh pendanaan dalam rangka membiayai investasi dan operasi perusahaan.
2
Aktivitas investasi
Aktivitas investasi dapat diartikan sebagai aktivitas yang berfungsi untuk mengalokasikan dana dalam rangka memperoleh barang-barang modal untuk kegiatan produksi/operasi yang kemudian menghasilkan output berupa barang atau jasa pada aktivitas operasi.


No
Aktivitas Bisnis
Deskripsi
3
Aktivitas operasi
Aktivitas operasi dapat diartikan sebagai aktivitas yang berfungsi untuk menghasilkan output berupa barang atau jasa yang kemudian menjual output untuk menghasilkan pendapatan, dan akhirnya dari pendapatan akan dihasilkan laba setelah diperhitungkan seluruh biaya. Hasil operasi ini kemudian dapat digunakan untuk aktivitas pendanaan dan investasi.

Berdasarkan Tabel 3.1 di atas menunjukkan bahwa ketiga aktivitas bisnis yang dijalankan perusahaan memiliki hubungan satu sama lain sehingga merupakan suatu sistem. Hubungan ketiga aktivitas bisnis ini jika dikaitkan dengan implikasi keuangan dapat dibedakan berdasarkan dua sudut pandang yaitu sudut pandang perencanaan dan sudut pandang implementasi. Perbedaan ini sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2.
 
  Gambar 3.1. Hubungan antar aktivitas bisnis perusahaan berdasarkan sudut pandang perencanaan

Berdasarkan Gambar 3.1 di atas menunjukkan bahwa apabila dipandang dari aspek perencanaan maka terlebih dahulu yang direncanakan adalah aktivitas operasi. Ini mencakup beberapa pertanyaan tentang barang/jasa apa dan berapa unit yang akan diproduksi, dari mana mendapatkan bahan baku dan sumber daya lainnya, bagaimana cara memproduksinya, kemana barang/jasa dipasarkan, dll.? Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan ini, maka selanjutnya ditentukan aktivitas investasi. Ini mencakup beberapa pertanyaan antara lain jenis barang modal apa yang diperlukan, berapa dana yang diperlukan untuk pengeluaran modal? Dan akhirnya, berdasarkan pertanyaan-pertanyaan ini, ditentukan aktivitas pendanaan. Ini mencakup beberapa pertanyaan antara lain dari mana sumber dana yang akan digunakan, jenis sumber dana apa yang akan digunakan?

Gambar 3.2. Hubungan antar aktivitas bisnis perusahaan berdasarkan sudut pandang implementasi

Berdasarkan Gambar 3.2 di atas menunjukkan bahwa apabila dipandang dari aspek implenetasi maka terlebih dahulu yang ditangani adalah aktivitas pendanaan., dimana perusahaan sudah menyediakan dana untuk aktivitas investasi. Kemudian, selanjutnya menangani aktivitas investasi, dimana dana yang tersedia dialokasikan untuk mendapatkan barang modal. Dan akhirnya, menangani aktivitas operasi, dimana berdasarkan ketersediaan barang modal dan sumber daya lainnya dilakukan aktivitas operasi, seperti aktivitas produksi, penjualan, dan aktivitas administrasi. Dari hasil operasi selanjutnya dapat digunakan untuk aktivitas pendanaan bagi perusahaan.

Analisis laporan keuangan yang didasarkan pada analisis bisnis perusahaan. pada akhirnya akan ditindaklanjuti oleh manajemen dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis yang relevan untuk memperbaiki keadaan keuangan perusahaan. Keputusan-keputusan bisnis (business decisions) yang diambil oleh para manajer meliputi:
1.      Keputusan investasi (investment decision) yang merupakan penanaman sumber daya.
2. Keputusan operasi (operating decision) yang merupakan pengoperasian bisnis dengan menggunakan sumber daya tersebut.
3.      Keputusan Pendanaan (financing decision) yang merupakan bauran pendanaan atas sumber daya tersebut.

Secara grafis hubungan ketiga keputusan bisnis tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.3.
 
  Gambar 3.3. Hubungan antara keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan operasi perusahaan

Keputusan bisnis merupakan suatu tindakan yang diambil oleh manajemen sebagai bentuk implementasi  dari rencana yang telah dibuat. Keputusan bisnis yang diambil oleh manajemen diharapkan merupakan keputusan terbaik bagi perusahaan sehingga dapat menciptakan nilai (value) bagi perusahaan. Proses menciptakan nilai dalam suatu perusahaan menurut Helfert (2000) ditunjukkan pada Gambar 3.4.
              
            Gambar 3.4. Proses penciptaan nilai dalam perusahaan
           

Perusahaan sebagai suatu institusi bisnis tentu memiliki sistem bisnis (business system). Helfert (2000) mengemukakan suatu kerangka sistem bisnis dalam suatu perusahaan ditunjukkan pada Gambar 3.5.
 
Gambar 3.5. Sistem bisnis suatu perusahaan

Gambar 3.5 di atas menunjukkan suatu sistem bisnis dalam perusahaan dan implikasinya terhadap aspek keuangan perusahaan. Berdasarkan gambar ini menunjukkan adanya mekanisme aktivitas bisnis sebagaimana ditunjukkan sebagai berikut:
1.    Aktivitas bisnis perusahaan diawali dari aktivitas investasi, dimana adanya investasi baru yang kemudian menjadi dasar investasi. Implikasi terhadap aspek keuangan perusahaan adalah adanya penyusutan dan divestasi.
2.      Berdasarkan aktivitas investasi kemudian dilanjutkan ke aktivitas operasi, dimana ditetapkannya volume produksi dan harga jual output hasil produksi. Implikasinya terhadap aspek keuangan perusahaan adalah adanya pendapatan dan biaya-biaya.
3.     Berdasarkan aktivitas operasi kemudian dilanjutkan ke aktivitas pendanaan, dimana ditetapkannya laba operasi yang kemudian dialokasikan untuk pembayaran bunga pinjaman dan dividen. Implikasinya terhadap keuangan perusahaan adalah adanya laba ditahan untuk menambah ekuitas saham biasa yang kemudian menjadi pendanaan potensial bagi perusahaan bersama dengan hutang jangka panjang.
4.   Berdasarkan aktivitas pendanaan ini kemudian kembali lagi ke aktivitas investasi, dimana laba ditahan sebagai komponen ekuitas bersama dengan pinjaman jangka panjang akan menjadi pendanaan bagi aktivitas investasi berikutnya.

Hubungan antara Aktivitas Bisnis dengan Laporan Keuangan
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa aktivitas bisnis suatu perusahaan meliputi aktivitas: pendanaan, investasi, dan operasi dimana ketiga aktivitas ini memiliki hubungan satu sama lain seperti secara grafis ditunjukkan pada Gambar 3.2 di atas. Selanjutnya, juga telah dijelaskan bahwa ketiga aktivitas bisnis tercermin dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, terdapat hubungan antara aktivitas bisnis dengan laporan keuangan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.6.

Berdasarkan Gambar 3.6 di bawah menunjukkan bahwa aktivitas pendanaan tercermin pada neraca bagian kewajiban dan ekuitas; kemudian aktivitas investasi tercermin pada neraca bagian aktiva; sedangkan aktivitas operasi tercermin pada laporan laba rugi perusahaan.
 Gambar 3.6. Hubungan antara aktivitas bisnis dengan laporan keuangan

Analisis Aktivitas Pendanaan
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa aktivitas pendanaan perusahaan merupakan aktivitas yang berkaitan dengan perolehan dana untuk membiayai aktivitas investasi perusahaan. Oleh karena itu, analisis aktivitas pendanaan akan difokuskan pada analisis terhadap komponen-komponen pembentuk struktur pendanaan dalam arti sempit disebut struktur modal.

Eksistensi analisis terhadap aktivitas pendanaan perusahaan merupakan suatu tindakan yang sangat penting bagi perusahaan karena masalah pendanaan merupakan masalah yang strategis bagi perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan bagi manajemen merupakan keputusan yang strategis karena berimplikasi jangka panjang bagi perusahaan.

Keputusan pendanaan dalam perusahaan menimbulkan berbagai konsekuensi finansial bagi perusahaan, baik berupa beban finansial atau kewajiban finansial, seperti adanya beban operasi, beban bunga, pengembalian atas pinjaman, beban dividen; maupun konsekuensi non finansial berupa beban psikologis. Tentu hal ini akan menimbulkan dampak pada perusahaan, baik dampak jangka pendek maupun dampak jangka panjang. Dampak jangka pendek dapat mempengaruhi kegiatan operasi, dan perolehan laba, maupun arus kas bagi perusahaan. Sedangkan dampak jangka panjang dapat mempengaruhi keberlanjutan (sustainabilitas) operasi perusahaan. Kesalahan dalam mengambil keputusan pendanaan dapat menimbulkan kesulitan keuangan (financial distress) bagi perusahaan, baik berkaitan dengan likuiditas maupun solvabilitas. Oleh karena itu, keputusan pendanaan membutuhkan pertimbangan yang akurat bagi manajemen sebagai pengambil keputusan.

Keputusan pendanaan perusahaan berkaitan dengan pemilihan jenis pendanaan dan sumbernya. Secara garis besar, ada tiga jenis pendanaan bagi perusahaan yaitu:
1.      Pendanaan hutang
Pendanaan hutang (debt financing) disebut juga kewajiban bagi perusahaan yang dibangun melalui transaksi pinjam-meminjam. Oleh karena itu, pembentukan pendanaan hutang melibatkan berbagai pihak antara lain pihak pertama adalah perusahaan sebagai peminjam (debitur), pihak kedua sebagai pemberi pinjaman (kreditur), serta pihak ketiga sebagai penjamin.

Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa kewajiban merupakan kewajiban pendanaan yang membutuhkan pembayaran di masa yang akan datang, baik berupa uang, jasa, atau aktiva lain. Kewajiban dapat berupa kewajiban pembiayaan dan kewajiban operasi. Kewajiban pembiayaan (financing liabilities) adalah seluruh bentuk pendanaan kredit, seperti hutang bank dan obligasi jangka panjang, pinjaman jangka pendek, dan leasing.  Jenis pendanaan ini tergolong pendanaan yang berisiko tinggi bagi pengguna dana karena adanya beban tetap yang harus ditanggung oleh pengguna dana. Sedangkan kewajiban operasi (operating liabilities) merupakan kewajiban yang timbul dari kegiatan operasi, seperti kreditor perdagangan. Kewajiban bagi perusahaan meliputi kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar.
1)      Kewajiban lancar
Kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan penggunaan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya. Periode yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban lancar adalah maksimum satu tahun. Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas operasi yang meliputi hutang pajak, pendapatan diterima dimuka, uang muka, hutang usaha, dan akrual beban operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan yang meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
2)      Kewajiban tidak lancar
Kewajiban tidak lancar atau kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu lebih satu tahun atau lebih satu siklus operasi. Kewajiban ini meliputi hutang bank jangka panjang, dan obligasi.

Oleh karena kewajiban merupakan klaim terhadap perusahaan, maka diperlukan keyakinan bahwa perusahaan telah mencatatnya dengan tepat. Pencatatan ini meliputi pengungkapan jumlah dan tanggal jatuh tempo, termasuk kondisi, halangan, dan batasan yang diberlakukan pada perusahaan. 

Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kewajiban adalah:
1)     Syarat (termin) hutang, seperti maturitas (jatuh tempo), tingkat suku bunga, pola pembayaran, dan jumlahnya.
2)      Pembatasan atas penyebaran sumber daya dan pengejaran aktivitas bisnis.
3)      Kemampuan dan fleksibilitas dalam mengejar pendanaan lebih lanjut.
4)      Kewajiban bagi modal kerja, hutang terhadap ekuitas, dan bentuk-bentuk keuangan lainnya.
5)      Larangan atas pengeluaran seperti dividen.

Untuk menjelaskan analisis kewajiban ini, sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Analisis kewajiban PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009
U r a i a n
Nilai (Rp juta)
Keterangan
Kewajiban lancar:


Pinjaman bank jangka pendek
31.200
Kewajiban pendanaan
Hutang usaha:
-          Pihak ketiga
-          Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

3.842.143

322.173

Kewajiban operasi

Kewajiban operasi
Hutang lain-lain – pihak ketiga
100.012
Kewajiban operasi
Hutang pajak
541.435
Kewajiban operasi
Beban yang masih harus dibayar
664.172
Kewajiban operasi
Uang muka pelanggan
210.143
Kewajiban operasi
Pendapatan tangguhan
124.482
Kewajiban operasi
Kewajiban diestimasi
52.690
Kewajiban operasi
Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang:
-          Pinjaman bank
-          Sewa pembiayaan
-          Pinjaman-pinjaman lain


869.478
212.979
255.059


Kewajiban pendanaan
Kewajiban pendanaan
Kewajiban pendanaan
Jumlah kewajiban lancar
7.225.966

Kewajiban Tidak Lancar:


Kewajiban lain-lain
34.603
Kewajiban operasi
Kewajiban pajak tangguhan
497.932
Kewajiban operasi
Kewajiban diestimasi
295.159
Kewajiban operasi


U r a i a n
Nilai (Rp juta)
Keterangan
Hutang jangka panjang, setelah dikurangi bagian jangka pendek:
-          Pinjaman bank
-          Sewa pembiayaan
-          Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
-          Pinjaman-pinjaman lain


1.433.242
363.689

32.766
570.391


Kewajiban pendanaan
Kewajiban pendanaan

Kewajiban pendanaan
Kewajiban pendanaan
Jumlah kewajiban tidak lancar
3.227.782

Jumlah kewajiban
10.453.748

Sumber: Lampiran 1. Neraca PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, keputusan pendanaan hutang yang diambil oleh manajemen PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan meliputi:
1)    Kewajiban lancar sebanyak 12 komponen senilai Rp 7.225.966.000.000,00 yang terdiri dari empat komponen sebagai kewajiban pendanaan senilai 18,94% dari kewajiban lancar serta delapan komponen sebagai kewajiban operasi senilai 81,06% dari kewajiban lancar. Ini mengindikasikan bahwa pendanaan jangka pendek perusahaan lebih didominasi oleh pendanaan yang tidak memiliki beban finansial berupa bunga.
2)  Kewajiban tidak lancar sebanyak tujuh komponen dengan nilai Rp 3.227.782.000.000,00 yang terdiri dari empat komponen sebagai kewajiban pendanaan senilai 74,36% dari kewajiban tidak lancar serta tiga komponen sebagai kewajiban operasi senilai 25,64% dari kewajiban tidak lancar. Ini mengindikasikan bahwa pendanaan jangka panjang perusahaan lebih didominasi oleh pendanaan yang memiliki beban finansial berupa bunga.
3)  Keseluruhan pendanaan hutang perusahaan terdiri dari 19 komponen pendanaan senilai Rp 10.453.748.000.000,00 yang meliputi 12 komponen pendanaan jangka pendek senilai 69,12% dari keseluruhan nilai pendanaan dan tujuh komponen pendanaan jangka panjang senilai 30,88% dari keseluruhan nilai pendanaan. Ini mengindikasikan bahwa pendanaan hutang perusahaan lebih dominan memiliki masa jatuh tempo satu tahun. Ini juga mengindikasikan kebijakan pendanaan yang ketat.

2.      Pendanaan ekuitas
Pendanaan ekuitas (equity financing) biasa juga disebut pendanaan dari pemilik atau pemegang saham. Pendanaan ekuitas merupakan jenis pendanaan jangka panjang bagi perusahaan. Secara umum, pendanaan ekuitas terdiri atas saham biasa, saham preferen, laba ditahan, dan ekuitas lainnya. Pendanaan ekuitas juga dapat dibentuk dari beberapa komponen, seperti setoran pemegang saham, penyesuaian nilai, dan laba perusahaan. Penggunaan atas pendanaan ekuitas menimbulkan beban finansial berupa dividen. Pendanaan ekuitas tergolong jenis pendanaan yang berisiko rendah karena tidak adanya beban tetap yang harus ditanggung oleh pengguna dana kecuali saham preferen. Namun, nilai saham preferen biasanya relatif kecil.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis pendanaan ekuitas adalah:
1)      Harga pasar saham di pasar modal sebagai sinyal respon investor
2)      Pengembalian saham oleh investor

Untuk menjelaskan analisis ekuitas ini, sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Analisis ekuitas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
     tahun 2009
U r a i a n
Nilai (Rp juta)
Modal saham
831.720
Tambahan modal disetor
3.781.563
Selisih kurs dari penjabaran laporan keuangan
135.504
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan
132.981
Akumulasi penyesuaian nilai wajar investasi
65.691
Saldo laba:
-          Telah ditentukan penggunaannya
-          Belum ditentukan penggunaannya

166.344
8.729.907
Jumlah ekuitas
13.843.710
Sumber: Lampiran 1. Neraca PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Berdasarkan Tabel 3.3 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, keputusan pendanaan ekuitas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan meliputi tujuh komponen. Dari ketujuh komponen ini dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:
1)    Pendanaan ekuitas yang bersumber dari setoran pemegang saham senilai Rp 4.613.283.000.000,00 atau 33,32% dari nilai ekuitas keseluruhan.
2) Pendanaan ekuitas yang bersumber dari re-evaluasi atau penyesuaian senilai Rp 334.176.000.000,00 atau 2,42% dari nilai ekuitas keseluruhan.
3)  Pendanaan ekuitas yang bersumber dari laba perusahaan senilai Rp 8.896.251.000.000,00 atau 64,26% dari nilai ekuitas keseluruhan.

Ini mengindikasikan bahwa pendanaan ekuitas PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun 2009 dominan bersumber dari laba perusahaan.

3.      Pendanaan lain
Selain pendanaan hutang dan pendanaan ekuitas, biasanya perusahaan juga memiliki jenis pendanaan lain, seperti hak minoritas. Pendanaan dari hak minoritas merupakan dana yang milik anak perusahaan yang ditempatkan pada perusahaan induk. Sebagai ilustrasi, digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan. Berdasarkan data diketahui bahwa pada tahun 2009, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan menggunakan dana hak minoritas senilai Rp 107.370.000.000,00 atau 0,44% dari keseluruhan pendanaan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pendanaan yang digunakan oleh PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun 2009 meliputi: pendanaan hutang sebesar 43%, pendanaan ekuitas sebesar 57%, dan hak minoritas sebesar 0%. Secara ringkas ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Analisis common-size pendanaan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan Tahun 2009

Gambar 3.7 di atas mengindikasikan bahwa pada tahun 2009, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan menggunakan pendanaan yang dominan berisiko rendah.

Analisis Aktivitas Investasi
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa aktivitas investasi perusahaan merupakan aktivitas yang berkaitan dengan pengalokasian dana untuk membiayai aktiva (investasi) perusahaan. Oleh karena itu, analisis aktivitas investasi akan difokuskan pada analisis terhadap komponen-komponen pembentuk struktur aktiva perusahaan. Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa aktiva merupakan sumber daya yang dikendalikan oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk menghasilkan laba.

Eksistensi analisis terhadap aktivitas investasi perusahaan merupakan suatu tindakan yang sangat penting bagi perusahaan karena masalah investasi merupakan masalah yang strategis bagi perusahaan. Oleh karena itu, keputusan investasi bagi manajemen merupakan keputusan yang strategis karena berimplikasi jangka panjang bagi perusahaan.

Keputusan investasi dalam perusahaan akan berimplikasi terhadap aktivitas operasi perusahaan. Tentu hal ini akan menimbulkan dampak pada perusahaan, baik dampak jangka pendek maupun dampak jangka panjang. Dampak jangka pendek dapat mempengaruhi kegiatan operasi, dan perolehan laba bagi perusahaan. Sedangkan dampak jangka panjang dapat mempengaruhi keberlanjutan (sustainabilitas) operasi perusahaan. Kesalahan dalam mengambil keputusan investasi dapat mengganggu keberlanjutan operasi perusahaan. Oleh karena itu, keputusan investasi membutuhkan pertimbangan yang akurat bagi manajemen sebagai pengambil keputusan.

Keputusan investasi perusahaan berkaitan dengan pemilihan jenis aktiva. Apabila dipandang dari kompetensi perusahaan maka jenis investasi (aktiva) ada dua yaitu:
1.      Investasi (aktiva) yang berkaitan langsung dengan bisnis inti (core business) suatu perusahaan. Aktiva ini secara langsung digunakan dalam operasi perusahaan, misalnya kas, piutang, persediaan, peralatan, dll.
2.      Investasi (aktiva) yang tidak berkaitan dengan bisnis inti (core business) suatu perusahaan. Aktiva ini tidak digunakan dalam operasi perusahaan, misalnya investasi pada sekuritas jangka pendek, deposito bank (komitmen investasi), investasi pada sekuritas jangka panjang, dll. Berbagai pertimbangan yang mendasari keputusan investasi ini antara lain adalah: (1) adanya dana menganggur, (2) adanya peluang investasi yang bersifat menguntungkan, dan (3) adanya upaya untuk meminimalisir risiko (portofolio).

Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa aktiva dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu: aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar merupakan sumber daya yang dengan mudah dialihkan menjadi kas dalam siklus operasi perusahaan, seperti kas dan setara kas, piutang, persediaan, dan biaya dibayar dimuka. Aktiva tidak lancar  merupakan sumber daya yang diperkirakan memberikan manfaat bagi perusahaan melebihi periode berjalan, seperti peralatan, bangunan, investasi jangka panjang, dll. Selanjutnya, untuk kepentingan analisis, aktiva juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) aktiva finansial (financial assets), seperti surat-surat berharga, dan berbagai aktiva non operasi lainnya, dan (2) aktiva operasi (operating assets), seperti kas, persediaan, piutang, peralatan, bangunan, dll.

1.      Aktiva Lancar
Pada dasarnya, aktiva lancar (current assets) merupakan investasi jangka pendek bagi perusahaan. Investasi ini akan jatuh tempo dalam satu siklus operasi perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan dalam satu siklus operasi perusahaan. Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa siklus operasi perusahaan merupakan sejumlah waktu mulai dari kas untuk membeli sampai pengumpulan kas sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa. Hal ini sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.8.
 
 Gambar 3.8. Siklus operasi perusahaan

Aktiva lancar juga berkaitan dengan modal kerja. Apabila menggunakan konsep modal kerja bruto maka besarnya modal kerja suatu perusahaan adalah sebesar aktiva lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Sedangkan apabila menggunakan konsep modal kerja netto maka besarnya modal kerja suatu perusahaan adalah selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar perusahaan tersebut.

Komponen utama aktiva lancar suatu perusahaan meliputi: kas dan setara kas, piutang, dan persediaan. Sehubungan dengan analisis terhadap aktiva lancar, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan ditunjukkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis aktiva lancar perusahaan
No
Aktiva Lancar
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
1
Kas dan setara kas
Ketersediaan kas dan setara kas
2
Piutang
Periode penagihan dan risiko penagihan
3
Persediaan
Periode penyimpanan dan risiko penyimpanan

2.      Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar (incurrent assets) biasa juga disebut sebagai aktiva jangka panjang. Pada dasarnya, aktiva tidak lancar merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Investasi ini masa jatuh tempo lebih dari satu kali siklus operasi perusahaan. Aktiva tidak lancar suatu perusahaan meliputi: aktiva tetap, seperti tanah dan bangunan, peralatan, kendaraan, dll. Sehubungan dengan keperluan analisis, maka beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada aktiva tidak lancar adalah:
1)      Kapitalisasi
2)      Penyusutan dan amortisasi
3)      Nilai sisa

Untuk menjelaskan analisis aktivitas investasi perusahaan, maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Analisis aktivitas investasi PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan Tahun 2009
Aktiva Lancar
Nilai (Rp juta)
Keterangan
Aktiva lancar:


Kas dan setara kas
2.769.187
Aktiva operasi
Piutang usaha:
-          Pihak ketiga
-          Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

4.419.648
42.958

Aktiva operasi
Aktiva operasi


Aktiva Lancar
Nilai (Rp juta)
Keterangan
Piutang lain-lain – pihak ketiga
86.960
Aktiva operasi
Persediaan
3.966.358
Aktiva operasi
Pajak dibayar dimuka
506.224
Aktiva operasi
Uang muka dan pembayaran dimuka
177.666
Aktiva operasi
Jumlah aktiva lancar
11.969.001

Aktiva tidak lancar:


Kas dan deposito berjangka
7.057
Aktiva finansial
Piutang lain-lain – pihak yang mempunyai hubungan istimewa
75.986
Aktiva operasi
Aset pajak tangguhan
32.367
Aktiva operasi
Investasi jangka panjang
306.292
Aktiva finansial
Aset tetap
11.835.726
Aktiva operasi
Properti investasi
22.291
Aktiva operasi
Biaya eksplorasi dan pengembangan tangguhan
88.894
Aktiva operasi
Beban tangguhan
67.214
Aktiva operasi
Jumlah aktiva tidak lancar
12.435.827

Jumlah aktiva
24.404.828

Sumber: Lampiran 1. Neraca PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, keputusan investasi yang diambil oleh manajemen PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan meliputi:
1)  Aktiva lancar sebanyak tujuh komponen senilai Rp11.969.001.000.000,00 yang seluruhnya merupakan aktiva operasi senilai 100% dari aktiva lancar. Ini mengindikasikan bahwa investasi jangka pendek perusahaan seluruhnya merupakan aktiva yang secara langsung mendukung operasi perusahaan.
2)  Aktiva tidak lancar sebanyak delapan komponen dengan nilai Rp12.435.827.000.000,00 yang terdiri dari dua komponen sebagai aktiva finansial senilai 2,52% dari keseluruhan aktiva tidak lancar serta enam komponen sebagai aktiva operasi senilai 97,48% dari keseluruhan aktiva tidak lancar. Ini mengindikasikan bahwa investasi jangka panjang perusahaan lebih didominasi oleh aktiva yang mendukung secara langsung aktivitas operasi perusahaan.
3) Keseluruhan aktivitas investasi perusahaan terdiri dari 15 komponen investasi senilai Rp 24.404.828.000.000,00 yang meliputi tujuh komponen investasi jangka pendek senilai 49% dari keseluruhan nilai investasi dan delapan komponen investasi jangka panjang senilai 51% dari keseluruhan nilai investasi. Ini mengindikasikan bahwa aktivitas investasi perusahaan relatif sama antara yang memiliki masa jatuh tempo satu tahun dan yang lebih dari satu tahun. Secara ringkas ditunjukkan pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9. Analisis common-size aktivitas investasi PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009

Gambar 3.9 di atas mengindikasikan bahwa pada tahun 2009, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan menggunakan pendanaan yang dominan berisiko rendah.

Analisis Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi (operating activities) merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan output berupa barang atau jasa yang kemudian menjualnya untuk menghasilkan pendapatan, dan akhirnya dari pendapatan akan dihasilkan laba setelah memperhitungkan biaya-biaya dan beban-beban. Oleh karena itu, analisis aktivitas operasi akan difokuskan pada analisis terhadap laba rugi dan komponen-komponen pembentuknya, seperti pendapatan dan biaya-biaya atau beban.

Laba merupakan selisih antara pendapatan bersih dikurangi biaya-biaya dan beban-beban. Menurut Subramanyam dan Wild (2009) bahwa konsep laba ada dua yaitu laba ekonomi (economic income) dan laba permanen (permanent income). Laba ekonomi mengukur perubahan bersih kemakmuran para pemegang saham selama satu periode dan secara khusus sama dengan arus kas periode tersebut ditambah perubahan nilai sekarang atas ekspektasi arus kas yang akan datang. Sedangkan laba permanen adalah suatu estimasi terhadap rata-rata laba yang diperkirakan akan dihasilkan seumur hidupnya.

1.      Analisis Pendapatan
Pendapatan (revenue) merupakan hasil penjualan barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan. Pendapatan ini disebut sebagai pendapatan operasi atau pendapatan usaha. Di samping pendapatan usaha, perusahaan juga dapat memperoleh pendapatan lain yang bersumber aktivitas non operasi, seperti hasil investasi pada pasar keuangan, hasil penjualan properti perusahaan, dsb.

Sejalan dengan analisis pendapatan maka faktor-faktor yang perlu menjadi perhatian bagi para analis adalah:
1)      Jenis-jenis pendapatan yang dimiliki perusahaan
2)      Fluktuasi pendapatan yang menggambarkan stabilitas pendapatan perusahaan.

2.      Analisis biaya dan beban
Biaya dan beban (costs/expenses) merupakan pengeluaran yang terjadi dalam perusahaan sehubungan dengan aktivitas operasi dan aktivitas non operasi. Biaya dan beban meliputi: harga pokok penjualan bagi perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa/dagang), seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead (biaya tidak langsung); beban-beban operasi, seperti beban penjualan, beban administrasi dan umum; serta beban-beban lain, seperti beban pendanaan dan beban pajak.

Untuk menjelaskan analisis aktivitas operasi perusahaan, maka sebagai ilustrasi digunakan data keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.6.
  
Tabel 3.6. Analisis aktivitas operasi PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009
U r a i a n
Nilai
(Rp juta)
Analisis Common-size (%)
Pendapatan bersih
29.241.883
100
Beban pokok pendapatan
(22.570.824)
77
Laba kotor
6.671.059
23
Beban usaha:
Beban penjualan
Beban umum dan adminisitrasi

(272.315)
(1.230.000)

1
4
Jumlah beban usaha
(1.502.315)
5
Laba usaha
5.168.744
18
Penghasilan/(beban) lain-lain
266.390
1
Bagian laba bersih perusahaan asosiasi
9.104
0
Laba sebelum pajak penghasilan
5.444.238
19
Beban pajak penghasilan
(1.594.543)
5
Laba sebelum hak minoritas
3.849.595
13
Hak minoritas
(32.154)
0
Laba bersih
3.817.541
13
Sumber: Lampiran 1. Laporan laba rugi PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan

Tabel 3.6 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan menghasilkan pendapatan usaha bersih senilai Rp 29.241.883.000.000,00. Dari pendapatan ini dihasilkan laba kotor sebesar 23%, laba usaha sebesar 18%, laba sebelum pajak penghasilan sebesar 19%, laba sebelum hak minoritas sebesar 13%, serta laba bersih juga sebesar 13%.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas mengindikasikan bahwa besarnya beban pokok penjualan cukup signifikan mempengaruhi laba kotor; sementara beban usaha tidak cukup signifikan mempengaruhi laba usaha; laba sebelum pajak penghasilan lebih besar dari laba usaha karena pendapatan non operasi bersih mengalami surplus.

Selanjutnya, analisis terhadap struktur biaya dan beban keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun 2009 ditunjukkan pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10. Analisis struktur biaya dan beban keuangan PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan
 
Gambar 3.10 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, PT United Tractors Tbk dan Anak Perusahaan mengeluarkan beban pokok pendapatan sebesar 87% dari keseluruhan biaya dan beban, beban usaha dan beban pajak penghasilan masing-masing 6%, beban bunga dan keuangan sebesar 1%, dan hak minoritas besarnya tidak signifikan. Ini mengindikasikan bahwa pengeluaran terbesar untuk aktivitas operasi adalah untuk kegiatan produksi/operasi.

Ringkasan
Aktivitas bisnis perusahaan merupakan aktivitas utama yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu produk barang atau jasa yang kemudian menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Secara umum, terdapat tiga jenis aktivitas bisnis perusahaan yang berimplikasi terhadap laporan keuangan perusahaan, yaitu aktivitas pendanaan, aktivitas investasi, dan aktivitas operasi. Ketiga aktivitas bisnis perusahaan ini saling terkait satu sama lain dan juga berkaitan erat dengan laporan keuangan perusahaan.

Analisis terhadap aktivitas bisnis perusahaan diperlukan dalam rangka mengetahui kondisi keuangan perusahaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan bagi manajemen perusahaan dan para stakeholder yang lain. Analisis terhadap aktivitas pendanaan difokuskan pada pemilihan jenis dan struktur pendanaan atau struktur modal, yang meliputi kewajiban (hutang lancar dan hutang tidak lancar), ekuitas, serta pendanaan lainnya. Analisis terhadap aktivitas investasi difokuskan pada pemilihan jenis investasi atau aktiva, yang meliputi aktiva lancar (aktiva jangka pendek) dan aktiva tidak lancar (aktiva jangka panjang). Analisis terhadap aktivitas operasi difokuskan pada laba atau rugi dan faktor-faktor pembentuk laba atau rugi, yang meliputi pendapatan, dan biaya-biaya serta beban-beban.

1 comment:

Rizky Mustika Anggraeni said...

Ka mau tanya 107.370.000 di dapat dari mana ya?